Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gaya Unik Pendakwah yang Humoris

8 April 2022   09:04 Diperbarui: 8 April 2022   09:11 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Wijayanto (sumber foto: kagama.co)

Nah, menyinggung tentang pendakwah yang humoris, di era sekarang tak afdol rasanya jika belum menyinggung nama Ustadz Wijayanto.

Sebelum namanya dikenal seperti sekarang di berbagai platform media, seperti televisi dan YouTube hingga berbagai acara offline, Ustadz Wijayanto berkiprah di dunia pendidikan sebagai dosen.

Saya sendiri beruntung karena dulu pernah menjadi salah satu mahasiswanya ketika beliau mengajar di sebuah kampus di Yogyakarta. Sebagai dosen, cara mengajarnya tak beda dengan cara dakwahnya sekarang. Penuh lemparan canda yang membuat mahasiswanya tergelak, padahal sejatinya sedang menertawakan diri sendiri.

Nah, siapa yang berani ngantuk di kelas kalau begitu?

Kini, Ustadz Wijayanto menjadi salah satu pendakwah panutan yang kerap dinantikan karena gaya dakwahnya. Tiap kali beliau ceramah, dipastikan tak akan gagal menarik minat orang. Beliau pun salah satu uztadz yang bisa diterima banyak kalangan, tidak terkotak-kotakkan dengan kalangan A, B maupun C yang terpisahkan karena perbedaan pandangan politik dan sejenisnya.

Salah satu kelebihan dari sosok Ustadz Wijayanto, beliau tidak tertawa atau cengengesan ketika melempar sebuah kalimat yang mengundang tawa pendengarnya. Ya, sejatinya beliau memang sedang serius tetapi terasa lucu karena kita yang mendengarkan merasa tersentil.

Namun demikian, hendaknya orang tak hanya mengejar gelak tawa ketika datang atau mendengar dakwah dari ustadz yang dikenal humoris. Makna dari materi dakwah yang disampaikan adalah yang terpenting. Kelucuan adalah sebuah pengantarnya saja, karena yang terpenting bagaimana kita mampu merekam tausiyah yang kita terima dengan baik untuk perbaikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun