Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Tak Perlu Lagi Antigen/PCR, Amankah Perjalanan Kita?

9 Maret 2022   08:52 Diperbarui: 9 Maret 2022   10:31 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi penumpang pesawat antre di Bandara Soetta (foto by widikurniawan)

Pemerintah menyatakan bahwa hasil negatif swab Antigen/PCR tak lagi menjadi syarat bepergian dalam negeri. Aturan baru ini mempertimbangkan hasil pemantauan kondisi terkini pandemi Covid-19 yang semakin membaik. 

Aturan tersebut berlaku bagi orang yang melakukan perjalanan domestik menggunakan transportasi darat, laut, dan udara, yang sebelumnya sudah melakukan vaksinasi dosis kedua. 

Hal ini tentu saja disambut baik sebagian besar masyarakat. Terlebih mereka yang telah merencanakan perjalanan wisata hingga mudik pada lebaran tahun ini. 

Kebijakan baru ini menandakan pemerintah pede dengan program vaksinasi yang telah berjalan. Walau harus diakui belum semua masyarakat di semua daerah telah benar-benar mendapatkan vaksin kedua hingga booster. Bahkan ada yang belum divaksin sama sekali. Ini yang harus diwaspadai bersama mengingat virus corona belum lenyap sama sekali. 

Atau justru peniadaan syarat perjalanan tersebut dikarenakan dirasa tidak relevan lagi dan tidak berjalan mulus di level pelaksanaan di lapangan?

Sebenarnya jika mau jujur, saat aturan wajib melakukan swab Antigen/PCR masih berlaku, terdapat banyak kelemahan, terutama pengawasan di lapangan. 

Tahun lalu, di masa pandemi yang tengah menghangat, saya sempat melakukan perjalanan udara masing-masing dari Jakarta-Yogyakarta pulang pergi, dan Jakarta-Surabaya pulang pergi. Jika ditotal berarti empat kali perjalanan saya lakukan menggunakan pesawat terbang. 

Sebagai penumpang yang taat tentu saja saya melakukan swab Antigen terlebih dulu maksimal sehari sebelumnya.

Namun, di dua kali kesempatan saya masuk Bandara Soekarno-Hatta, dua kali pula hasil Antigen saya tidak pernah ada yang memeriksa atau dilakukan validasi. 

Ini karena di Terminal 3, begitu saya masuk tidak ada petugas khusus yang mengarahkan untuk melakukan validasi. Bahkan cek in menggunakan aplikasi PeduliLindungi pun tidak. 

Dengan polosnya saya masuk begitu saja ke area Terminal 3 tanpa cek in PeduliLindungi. Hanya saja barang bawaan tetap dilakukan pemeriksaan standar. 

Saya sempat berpikir, sekelas Bandara internasional kok kalah dengan stasiun MRT Jakarta yang memastikan satu per satu penumpang melakukan scan QR code PeduliLindungi. 

Hanya di Bandara Juanda Surabaya saya rela hati melakukan validasi hasil swab saya, itupun petugas yang mengarahkan ke komputer khusus validasi adalah seorang cleaning service. Lho? 

Bahkan sebenarnya saya waktu itu bisa saja melenggang masuk tanpa validasi karena pengawasan juga termasuk longgar. Tapi demi penasaran alias kepo terhadap tahapan validasi hasil swab, maka saya ikuti saja arahan petugas cleaning service itu. 

Lain validasi saat berangkat, lain pula dengan tahapan pemeriksaan E-Hac saat tiba di bandara tujuan. Dalam empat kali kesempatan tiba di bandara tujuan, saya hanya dua kali menunjukkan layar HP untuk discan barcode E-Hac saya. Dua kali lainnya petugas ternyata cuek saja saat saya menunjukkan layar HP di depannya dan menyuruh saya segera berlalu. 

Pengalaman itu membuat saya merasa sudah sia-sia berjuang melakukan tes Antigen. Ya mbok setidaknya dilihat gitu loh. Ibarat udah repot-repot dandan cakep, eh sama sekali nggak ada orang yang perhatian. 

Bukan tanpa alasan, mengingat untuk melakukan tes Antigen perlu effort lebih seperti mencari klinik yang diakui Kemenkes, antre lama, nunggu hasilnya dan tentu saja biayanya. 

Terutama saat mencari klinik di kota seperti Surabaya dan Yogyakarta, yang tentunya memangkas waktu kunjungan di kota tersebut. Hampir dua jam sendiri waktu dihabiskan untuk perjalanan ke klinik, antre hingga nunggu hasilnya. 

Ya, faktanya tidak semua tahu jika di bandara pun ternyata ada tempat tes swab Antigen/PCR. Termasuk saya waktu itu. 

Namun, sebenarnya ada sisi baiknya persyaratan swab Antigen/PCR untuk perjalanan itu. Walau minim pengawasan saat perjalanan, setidaknya sebelum jalan telah ada skrining di klinik atau tempat tes swab yang meminimalisir penyebaran virus melalui perjalanan antar daerah. 

Calon penumpang yang terdeteksi positif Covid-19, pastinya urung berangkat. Kecuali nekat dan gambling bakal tidak diperiksa saat di bandara. 

Tapi itu cerita dulu ya gaes, beberapa bulan lalu. Mungkin kini situasinya sudah ada perbaikan. 

Kini kebijakan baru telah diambil dengan meniadakan kewajiban swab Antigen/PCR dengan hasil negatif untuk perjalanan domestik. Artinya bukti vaksin dua kali menjadi syarat yang diutamakan. 

Artinya pula, Nomor Induk Kependudukan (NIK) penumpang yang terintegrasi dengan data vaksinasi pada aplikasi PeduliLindungi, harus terjamin keakuratannya. 

Jika terjadi error tentu bisa merepotkan dan mengganggu perjalanan seseorang. Karena pengalaman kasus error data NIK pernah juga saya alami ketika hasil swab Antigen sempat gagal diinput dengan alasan NIK tidak dikenal. 

Untungnya setelah saya menghubungi Dukcapil, kesalahan data itu bisa diperbaiki. 

Juga antisipasi terhadap seseorang yang hasil vaksinnya tidak pernah bisa masuk aplikasi PeduliLindungi walau sudah berbagai cara melapor telah dilakukan. Jika orang seperti ini akan melakukan perjalanan, tentu harus repot-repot membuktikan secara manual bahwa ia telah mendapatkan vaksin dua kali. 

Repot kan? Eh atau malah nggak repot ya? Memangnya benar kan tiket pesawat yang kita beli sudah terintegrasi dengan data vaksinasi melalui NIK? Atau belum? 

Ya iyalah harusnya sudah sih. Ya mosok enggak sih? Ini kan sudah tahun 2022.

Tapi, meskipun berbagai pelonggaran sudah diterapkan, bagaimanapun masyarakat butuh jaminan keamanan. Aman dari ancaman virus yang sewaktu-waktu bisa bermutasi dengan berbagai varian.

Semoga kita semua selalu sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun