Dengan polosnya saya masuk begitu saja ke area Terminal 3 tanpa cek in PeduliLindungi. Hanya saja barang bawaan tetap dilakukan pemeriksaan standar.Â
Saya sempat berpikir, sekelas Bandara internasional kok kalah dengan stasiun MRT Jakarta yang memastikan satu per satu penumpang melakukan scan QR code PeduliLindungi.Â
Hanya di Bandara Juanda Surabaya saya rela hati melakukan validasi hasil swab saya, itupun petugas yang mengarahkan ke komputer khusus validasi adalah seorang cleaning service. Lho?Â
Bahkan sebenarnya saya waktu itu bisa saja melenggang masuk tanpa validasi karena pengawasan juga termasuk longgar. Tapi demi penasaran alias kepo terhadap tahapan validasi hasil swab, maka saya ikuti saja arahan petugas cleaning service itu.Â
Lain validasi saat berangkat, lain pula dengan tahapan pemeriksaan E-Hac saat tiba di bandara tujuan. Dalam empat kali kesempatan tiba di bandara tujuan, saya hanya dua kali menunjukkan layar HP untuk discan barcode E-Hac saya. Dua kali lainnya petugas ternyata cuek saja saat saya menunjukkan layar HP di depannya dan menyuruh saya segera berlalu.Â
Pengalaman itu membuat saya merasa sudah sia-sia berjuang melakukan tes Antigen. Ya mbok setidaknya dilihat gitu loh. Ibarat udah repot-repot dandan cakep, eh sama sekali nggak ada orang yang perhatian.Â
Bukan tanpa alasan, mengingat untuk melakukan tes Antigen perlu effort lebih seperti mencari klinik yang diakui Kemenkes, antre lama, nunggu hasilnya dan tentu saja biayanya.Â
Terutama saat mencari klinik di kota seperti Surabaya dan Yogyakarta, yang tentunya memangkas waktu kunjungan di kota tersebut. Hampir dua jam sendiri waktu dihabiskan untuk perjalanan ke klinik, antre hingga nunggu hasilnya.Â
Ya, faktanya tidak semua tahu jika di bandara pun ternyata ada tempat tes swab Antigen/PCR. Termasuk saya waktu itu.Â
Namun, sebenarnya ada sisi baiknya persyaratan swab Antigen/PCR untuk perjalanan itu. Walau minim pengawasan saat perjalanan, setidaknya sebelum jalan telah ada skrining di klinik atau tempat tes swab yang meminimalisir penyebaran virus melalui perjalanan antar daerah.Â
Calon penumpang yang terdeteksi positif Covid-19, pastinya urung berangkat. Kecuali nekat dan gambling bakal tidak diperiksa saat di bandara.Â