Sementara pembuat konten truk oleng juga sulit untuk dijerat hukum. Buktinya masih mudah kita temukan konten truk oleng yang wara-wiri di media sosial.
Maraknya konten semacam ini mestinya menjadi keprihatinan bagi orang tua, mengingat truk oleng sangat digemari oleh remaja hingga anak-anak kecil. Bahkan mainan seperti miniatur truk yang laris manis di pasaran juga dimainkan oleh anak-anak kecil dengan gaya oleng dan direkam oleh mereka.
Ada pula truk oleng dalam versi game yang bisa dimainkan siapapun. Memainkan game ini, si pemain bisa merasakan sensasi menjad sopir truk dengan muatan lebih dan bergaya oleng.
Bagi anak-anak itu, sejak dini seolah telah memiliki pemahaman bahwa truk oleng adalah sesuatu yang keren dan menyenangkan. Sebuah pemahaman negatif yang berbahaya jika sampai terbawa hingga dewasa.
--
Kebijakan zero ODOL pada 2023 yang banyak menuai reaksi kontra, sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi adanya truk oleng di jalanan. Sebabnya memang truk oleng terlihat lebih "asyik" ketika truknya ODOL.
Keberadaan ODOL yang gaya nyetirnya nggak neko-neko saja sudah cukup berisiko, terlebih mereka yang sok-sokan ngonten oleng agar dianggap ngetop.
Sudah cukup korban yang terenggut akibat kecelakaan truk oleng, jangan ditambah lagi. Orang tua juga harus lebih bisa mengawasi dan mendidik anak-anaknya mengenai konten yang mereka hasilkan.
Truk oleng jangan dianggap sebagai sekedar hiburan. Fenomena itu sama sekali tidak keren. Cobalah berempati dengan para korban kecelakaan truk oleng dan keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H