Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Omicron Meroket, KRL Masih Padat walaupun Jumlah Penumpang Turun

8 Februari 2022   14:52 Diperbarui: 9 Februari 2022   05:12 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KRL Commuterline menuju Jakarta, masih padat di hari Selasa, 8/2/2022 (foto by widikurniawan)

Atasannya tidak secara gamblang menyuruhnya masuk WFO atau boleh WFH, tapi hanya menekankan pentingnya pekerjaan selesai bagaimanapun caranya.

"Ibarat gue disuruh mindahin mobil dari Bekasi ke Bogor, kan harus disopirin ya? Ya sopirnya itu gue, berarti nggak bisa dong pakai cara WFH? Nggak mungkin juga gue nyuruh orang dorong tuh mobil biar sampai Bogor," ucap rekan itu.

Kesimpulannya, tidak semua pekerja kantoran bisa WFH, dan di antara mereka tiap hari masih mengandalkan naik KRL.

Belum lagi pekerja sektor informal yang jika tidak berangkat maka tak ada penghasilan. Kalangan ini masih mewarnai profil penumpang KRL Jabodetabek di jam sibuk.

Pedagang kecil yang mengandalkan KRL untuk berangkat mencari nafkah (foto by widikurniawan)
Pedagang kecil yang mengandalkan KRL untuk berangkat mencari nafkah (foto by widikurniawan)

Penerapan Protokol Kesehatan di KRL

Siapapun sebenarnya bisa melihat sendiri, bahwa KRL Commuterline Jabodetabek adalah tempatnya orang berkerumun. Mau dikasih jarak seperti apapun, pola antrean sedemikian rupa, tetap saja jika kita bicara jam sibuk pagi dan sore, hingga malam, bakal terjadi kerumunan yang sebenarnya sangat beresiko terhadap penyebaran Covid-19.

Terlebih penerapan protokol kesehatan di tiap stasiun maupun di dalam KRL lebih bersifat "semoga tidak terjadi apa-apa". 

Seolah hanya mengandalkan harapan agar langkah-langkah yang diterapkan, tidak menimbulkan penularan virus.

Padahal kenyataannya, protokol kesehatan di KRL terbilang lemah dan kurang bisa diandalkan. Jika tidak karena faktor terpaksa, mungkin orang juga enggan naik KRL.

Tengoklah cara memindai suhu tubuh di Stasiun Sudirman, petugas hanya seolah menggerakan alat thermo gun. Entah dipindai benar apa enggak, sepertinya meragukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun