Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Panik Nggak Sih?

30 Desember 2021   11:07 Diperbarui: 31 Desember 2021   22:40 2387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rencana yang katanya dulu bakal menerapkan mekanisme khusus menggunakan semacam kartu bagi warga miskin untuk membeli gas bersubsidi, nyatanya belum terlihat di lapangan. Walhasil masih kerap terlihat ada warga "miskin" membeli gas subsidi pakai mobil seharga ratusan juta.

Kini, belum selesai PR tersebut, berita kenaikan harga gas nonsubsidi di penghujung tahun 2021 sudah datang melengkapi "nestapa" kelompok masyarakat menengah yang sebenarnya tak jauh dari zona degradasi ke label kategori "miskin".

Saya bilang tadi momennya tidak pas mengingat belakangan ini masyarakat tengah dibombardir berbagai kenaikan harga kebutuhan dapur, mulai dari harga telur ayam ras yang "naudzubillah" melonjaknya. Ditambah harga minyak goreng yang sepertinya ogah turun dari angka Rp20.000 per liter. 

Belum lagi harga cabai rawit setan yang membuat penggila pedas lebih memilih menelan pedasnya omongan tetangga daripada harus mengeluarkan uang lebih banyak saat belanja.

Kompaknya kenaikan harga kebutuhan ditambah pula situasi pandemi yang masih mengancam dengan omicron. Nggak ada cuti pula bagi pekerja untuk sekadar tiduran pulas di akhir tahun. 

Plus ketika harapan terakhir kebahagiaan di akhir tahun justru runyam di tangan Thailand. Ya, kekalahan Timnas Indonesia pun menambah pusing kepala alih-alih sebagai pengobat lara akibat berbagai kenaikan harga.

Jika diibaratkan, momen bertubi-tubinya kenaikan harga dan berbagai kabar buruk itu seperti orang sedang dipukuli tapi tidak sanggup membalas. Pasrah saja walau pipi jadi lebam berwarna biru dongker.

Soal momen dinilai tidak pas, mungkin Pertamina bakal berkilah "Lho memangnya gue yang naikin harga telur ama cabe? Salah gue? Salah temen-temen gue?"

Ya, pastinya langkah menaikkan harga sudah melewati berbagai pertimbangan teknis yang hanya dipahami oleh internal Pertamina dan kalangan masyarakat yang memang tak mempermasalahkan ada kenaikan harga beberapa ribu rupiah saja.

Tapi bagi mereka yang terdampak, ini adalah salah satu ujian hidup yang harus dihadapi, termasuk dengan cara menghitung ulang komposisi anggaran dapur rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun