Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

TV Digital, Merdeka dari "Semut" dan Manfaatnya di Ruang Keluarga

19 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 19 Agustus 2021   14:01 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posisi antena di rumah saya untuk menangkap siaran televisi digital (foto: widikurniawan)

Maka ketika beberapa hari lalu untuk pertama kalinya layar televisi kami berhasil menangkap saluran-saluran televisi digital hingga 42 saluran, bersoraklah kami seisi rumah. Benar-benar lenyap ribuan "semut" yang selama ini menjajah layar televisi kami.

Gambar yang tampil di layar begitu bersih dan jernih bak tampilan layar televisi di toko-toko elektronik. Sudah pasti mata ini terasa segar dimanjakan kejernihan layarnya.

Beribu manfaat televisi digital

Selain itu, manfaat yang lebih besar justru kemampuan menangkap hingga 42 saluran dibandingkan ketika masih analog yang hanya mampu menangkap tak lebih dari lima saluran, itupun dengan gambar acak kadut tidak jelas.

Saluran-saluran baru yang sebelumnya belum pernah kami nikmati, seperti saluran khusus olahraga, edukasi, gaya hidup dan lain-lainnya, sudah pasti menambah pilihan asupan informasi dan hiburan di rumah kami.

Mungkin ada yang berpendapat bahwa saat ini eranya internet, jadi segala informasi dan tontonan cukup diakses melalui layar telepon pintar atau tinggal mengakses layanan video streaming. Tetapi dengan adanya sistem televisi digital yang gratis, dan hanya perlu biaya membeli perangkat di awal, rasa-rasanya menegaskan bahwa keberadaan televisi masih tidak bisa dihilangkan begitu saja dari ruang keluarga.

Ada beribu manfaat yang bisa kita panen dari keberadaan televisi di ruang keluarga. Khususnya ketika era siaran televisi digital sudah memasuki ranah keluarga.

Ada kalanya memang seisi rumah bisa berkumpul bersama di depan layar televisi, entah itu menonton tayangan kuliner, acara jalan-jalan, berita, hingga tayangan langsung seperti upacara detik-detik proklamasi tanggal 17 Agustus lalu. 

Dari situlah diskusi hangat dalam keluarga bisa muncul. Misalnya ketika si anak bertanya kepada orang tua tentang maksud informasi yang sedang ditayangkan.

Inilah yang disebut kebersamaan, dan bukan suatu momen ketika masing-masing anggota keluarga justru berdiam diri menatap perangkat genggam di kamar masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun