Entah sejak kapan ini terjadi, tapi kok kalau ada acara yang ada nyanyi-nyanyinya, saya kerap diminta maju nyanyi dangdut. Saya sih mau-mau saja sambil berharap ada yang nyawer. Lumayan kalau dapat seratus ribu atau lima puluh ribu. Ehem.
Ya, makin berumur, ternyata saya makin terpapar dangdut. Saat gathering dengan rekan-rekan kantor, yang dinyanyikan dan bikin gayeng serta goyang pastinya lagu dangdut.
Saat kondangan di kampung-kampung, hiburannya juga dangdut. Inilah yang membuat fanatisme saya terhadap musik tertentu saat muda jadi luntur.
---
Nah, kini melihat anak-anak muda zaman sekarang sangat heboh mengidolakan artis atau grup band tertentu, saya masih memandangnya dengan wajar. Mungkin inilah era mereka. Saat di mana mereka tengah antusias dan merasa terinspirasi terhadap idola mereka.
Tapi mungkin kelak, dangdut adalah pilihan sebagian dari mereka. Army BTS mungkin harus menghadapi masa depan yang lebih bernuansa lokal lagi.
Sangat susah untuk tidak ikut goyang ketika teman-teman sekantor kamu sedang asyik digoyang dangdut. Mungkin pula sangat susah menolak permintaan Pak RT di kampung kamu yang mengusulkan pentas dangdut semalam suntuk saat pesta pernikahan kamu. Itulah realitanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI