Kita nggak pernah tahu kapan uang-uang tersebut bakal digunakan dalam rentang beberapa jam kemudian. Sebagai konsumen, bisa saja saya kepengen jajan, ngopi atau menyempatkan diri memberi pada pengamen. Persediaan uang dengan nominal beragam akan sangat membantu kita.
Jika susah nyari pecahan bagaimana? Bisa kok kalau mau nukerin ke bank sebulan sekali atau berapa bulan sekali, mau pecahan berapapun biasanya bank bersedia.
Selalu bawa uang nontunai
Uang nontunai dalam bentuk kartu bank seperti e-money, flazz, brizzi dan lain-lain, serta uang dalam dompet digital seperti ovo dan gopay, saat ini sangat penting dibawa ke manapun.
Kejadian seperti di awal tulisan ini seharusnya bisa langsung selesai jika pihak konsumen membayar dengan uang nontunai.
Atau dalam hal situasi ojol yang dibayar tunai tidak punya kembalian, ia bisa mengembalikan dalam bentuk nontunai. Namun jika konsumennya tidak punya dompet digital, maka abang ojolnya bisa minta tolong ke rekan sesama ojol atau siapapun untuk menukar uang nontunai dengan uang cash yang kemudian dibayarkan sebagai kembalian tunai pada konsumen yang tadi pesan bakso.
Sebelum buka lapak, siapkan banyak uang pecahan kecil
Baik penyedia jualan barang maupun penyedia layanan jasa, sebelum membuka pintu untuk melayani konsumen sebaiknya juga bersiap dengan banyak uang pecahan kecil sebagai antisipasi jika ada yang perlu uang kembalian.
Memang sebagian toko skala kecil atau warung ada yang menuliskan keterangan "bayar dengan uang pas". Tetapi hal semacam ini justru beresiko membuat orang malas dan urung datang.
Kondisi paling umum terjadi adalah ketika warung atau toko yang dijaga oleh karyawan, bukan si pemilik atau bosnya. Sayangnya, si pemilik ini tidak mempercayakan atau memodali karyawannya uang pecahan untuk jaga-jaga sebagai uang kembalian. Hmm, bos macam apa pula model begini ini? Bikin repot orang saja.