Memang ada sebuah marketplace yang menyedikan fitur khusus di aplikasinya untuk mengakomodir tukar tambah. Fitur ini disediakan untuk penjualan barang elektronik, khususnya smartphone.Â
Fitur ini bisa berfungsi ngecek fungsi tombol-tombol smartphone lama yang ingin kita tukar. Misal tombol volume, kamera dan keypad, yang jika masih berfungsi baik akan menentukan harga jual smartphone lama kita yang akan ditukar tambah.
Tapi ada juga nih toko jualan kasur springbed pakai embel-embel "trade in" atau tukar tambah. Dia enggak pakai fitur-fituran untuk menaksir harga kasur lama kita. Tapi di keterangan produknya mereka bilang menerima apapun merk dan kondisi kasur lama milik konsumen untuk di-trade in dengan kasur baru.
Mekanismenya si pembeli tinggal memilih jenis kasur spring bed baru di toko tersebut dengan harga yang sudah ditentukan.Â
Setelah deal dan proses, maka toko akan mengirimkan barang melalui kurir khusus. Begitu kasurnya nyampai, si kurir bakalan membawa kasur lama kita.
Lucunya, di kolom testimoni produk ada beberapa konsumen yang mengaku bahwa si kurir enggan membawa kasur lama milik pembeli. Mungkin karena dinilai sudah tidak layak jual atau layak pakai lagi.
Lha ini gimana katanya "trade in"? Ternyata kasur lama nggak diambil pun nggak ngefek bagi toko tersebut.
Jadi kesimpulannya embel-embel "trade in" hanya iming-iming memanfaatkan problem konsumen yang biasanya bingung mau membuang kasur lama miliknya.
Padahal tanpa mekanisme "trade in" pun harganya bakal tetap segitu juga. Jadi kasur lama diambil kurir toko pun tidak akan mengurangi harga kasur baru. Ada-ada saja kreativitas toko online beginian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H