Kabar pelarangan ondel-ondel turun ke jalan untuk mengamen itu telah santer terdengar sejak sepekan belakangan. Namun jika kita menilik ke beberapa tahun belakang, wacana pelarangan ondel-ondel mengamen di jalanan sudah sering timbul tenggelam.
Kini kebijakan yang tengah gencar disosialisasikan ini ditambah dengan embel-embel janji Pemprov DKI yang akan mencarikan tempat bagi pengamen ondel-ondel.Â
Dinas Kebudayaan setempat disinyalir telah memiliki konsep yang tepat sebagai solusi bagi mereka yang sebelumnya memanfaatkan ondel-ondel untuk mengamen.
Bagus sih niatnya, tapi konsep seperti apa tepatnya, tampaknya Pemprov DKI masih belum mau blak-blakan.
Bagaimana nasib ondel-ondel pada masa mendatang di Jakarta? Apakah memang bisa kembali menjadi ikon budaya yang memberi keriangan bagi masyarakat alih-alih justru menakutkan karena sering minta duit?
Ondel-ondel yang tampak menyenangkan kini hanya ada di pintu-pintu gerbang perkantoran di wilayah DKI Jakarta. Itupun karena tidak ada orang di dalam tubuh boneka raksasa itu. Sosok ondel-ondel hanya diam saja berdiri menyambut para tamu datang.
Ah, tidaklah asyik kalau cuma begitu.
Dulu ondel-ondel kerap eksis di pentas hajatan sunatan hingga perkawinan adat Betawi. Mungkin dan sudah seharusnya, sekarang ini saatnya ondel-ondel kembali ke sifatnya sebagai sebuah seni pertunjukan yang memberikan hiburan bagi masyarakat. Bukan sebagai alat pendulang uang dengan menebar sedikit paksaan.
Tapi sebentar deh..., itu kan wacana di wilayah DKI Jakarta.
Wahai apa kabar dengan pengamen ondel-ondel yang marak hampir tiap hari menyusuri jalanan di wilayah Bogor, Depok hingga Bekasi?