Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bisa Nggak Sih, Ospek Tanpa Bentakan?

16 September 2020   22:14 Diperbarui: 16 September 2020   22:16 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: KOMPAS.com/Yatimul Ainun

Ya sudah, nikmatilah hujatan-hujatan netizen yang memang sedang haus hiburan.

Satu sisi, sudah pasti arah simpati bakal ditujukan pada adik-adik mahasiswa baru korban perpeloncoan online itu. Tentunya niat awal masuk kuliah di Unesa itu ya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapat ilmu bermanfaat untuk bekal masa depan. Bukannya malah dibentak senior dan dipermalukan di jagat maya.

Sabar ya adik-adik.

Nah, di sisi lain, tanpa mengurangi simpati pada adik-adik mahasiswa baru itu, para oknum panitia ospek itu juga patut dikasihani. Lho kok? Iya dong, dalam struktur kepanitiaan ospek memang selalu ada orang-orang tertentu yang memang punya tugas khusus untuk membentak dan mencari-cari kesalahan peserta ospek. Sungguh kasihan orang-orang itu karena perannya dapat yang antagonis.

Jadi tidak semua panitia ospek itu bengis, ada juga kakak senior yang malah dianggap idola karena kebaikan, tidak pernah galak dan good looking alias cakep. Ya, faktor terakhir mau tidak mau selalu terbawa dalam acara semacam ini.

So, terhadap senior yang sok galak tadi, bisa jadi itu bagian peran yang memang harus diembannya. Entah kenapa, faktanya ospek dengan bumbu bentak-bentakan telah turun temurun selama puluhan tahun generasi. Si senior itu saya yakin juga belajar dari senior di atasnya. Mereka juga korban "keganasan" senior yang mewarisi dari senior di atasnya lagi.

Maka ketika netizen justru menghujat pribadi para oknum panitia ospek Unesa itu, secara tidak sadar netizen jenis ini juga sedang mempraktekkan kekerasan online yang bisa berdampak buruk bagi para mahasiswa itu.

Bayangkan saja, ada yang mencaci dengan kata-kata kotor di kolom komentar, bahkan ada yang menganjurkan para HRD perusahaan untuk mencatat nama dan wajah panitia ospek itu agar tidak bisa mendapatkan pekerjaan kelak. Hmm, terlalu. Gitu ya gitu, tapi mbok ya jangan gitulah.

Ada yang menghujat panitia, ada pula yang membela.

"Cemen ah, itu kan mengasah mental supaya pas di dunia kerja bisa tangguh, nggak lemah karena bentakan bos! Dasar lemah!" ini contoh komentar yang membela panitia ospek itu.

Duh, netizen memang beragam. Ada yang anjay, ada pula yang anti anjay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun