Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hasil Tes Swab Negatif, Selanjutnya Bagaimana?

4 September 2020   16:12 Diperbarui: 5 September 2020   21:26 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman Covid-19 tak juga mereda, meski di satu sisi sebagian masyarakat sudah mulai cuek dan tak peduli. Kenyataannya, PSBB transisi masih berlaku di Jakarta dan sekitarnya. 

Entah sudah berapa kali Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang PSBB. Ini kok jadi seperti episode serial thriller yang nggak ada habisnya.

Beredar kabar dari mulut ke mulut serta laporan dari berbagai media, bahwa Covid-19 sudah masuk ke kawasan perkantoran, baik swasta maupun pemerintahan. 

Di balik megahnya gedung perkantoran yang menjulang bak mencakar langit Jakarta, ternyata makhluk super kecil bernama virus corona diam-diam sudah ada yang menyelinap.

Masygul rasanya ketika mendengar orang-orang yang saya kenal harus menjalani isolasi mandiri, dirawat di rumah sakit karena terbukti positif corona serta ada yang meninggal dunia. 

Makin miris terasa ketika suasana di jalanan dan lingkungan tempat tinggal saya justru seolah kerap abai terhadap ancaman virus ini.

"Apa mereka mainnya kurang jauh dan lingkaran pertemanannya tidak ada yang dikabarkan kena corona?" pertanyaan ini selalu muncul di benak saya manakala mendapati keadaan yang abai terhadap protokol kesehatan.

Sebagai orang yang bekerja di Jakarta dan tinggal di daerah Kabupaten Bogor, tentu saja saya menilai diri sendiri sebagai orang yang sangat berisiko, meskipun di waktu tertentu saya menjalani WFH. 

Alhamdulillah fisik saya dan keluarga selama ini sehat-sehat saja, tapi bagaimanapun saya tidak tahu apakah termasuk orang tanpa gejala (OTG) atau tidak.

Maka ketika beberapa hari lalu ada informasi bahwa akan diadakan swab test di kantor, saya merasa antusias untuk menjalaninya. Walau beberapa hari sebelumnya ketika mengikuti rapid test dinyatakan non-reaktif, tetapi kesempatan mengikuti swab test tidak boleh saya sia-siakan. Ya, mumpung dibiayai kantor juga.

Namun, tujuan utamanya tentu untuk memetakan lingkungan kerja kami di tengah pandemi yang kian mengancam. Pengambilan swab massal juga demi kenyamanan bekerja dan lebih dari itu, memutus rantai penyebaran virus corona.

Beberapa rekan kerja terlihat panik ketika menghadapi swab test. Sebenarnya wajar, karena kita tidak tahu hasil apa yang akan dihadapi. Tetapi bagi saya pribadi, mencoba bersikap rileks dan tidak panik adalah kunci agar bisa menjalani swab dengan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun