Tes CPNS tahun 2018 saat ini masih berlangsung di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Baik untuk pemerintah daerah maupun instansi pusat, sesuai jadwal masing-masing yang telah ditentukan.
Ternyata banyak hal-hal yang kesannya sepele dan non-teknis, tetapi harus  diperhatikan oleh para peserta apabila ingin mengikuti tes dengan lancar. Menurut pengamatan di lapangan, kegagalan tes bukan hanya karena faktor kemampuan mengerjakan soal. Namun, kerap terjadi pula karena keteledoran dan kekonyolan yang dilakukan oleh peserta sehingga dia terpaksa mengubur impiannya diiringi penyesalan dan kegalauan.
Kok bisa? Ya bisa dong, karena sebagian besar fokus peserta tertuju pada soal-soal yang akan mereka hadapi, sedangkan hal-hal kecil dan non-teknis terkadang lupa diperhitungkan. Nah, berbekal pengalaman sempat membantu panitia untuk sebuah instansi pusat, berikut ini hal-hal yang setidaknya perlu diperhatikan saat tes CPNS.
Waktu Kedatangan
Dengan tergopoh-gopoh, saya saksikan sendiri dua orang peserta mendatangi meja panitia dan bertanya apakah mereka bisa mengikuti sesi ujian saat itu? Padahal ratusan peserta lainnya sudah berada di dalam ruang ujian selama kurang lebih satu jam. Kepanikan dalam wajah mereka terlihat jelas. Bisa jadi mereka bangun kesiangan dan terlambat datang ke tempat ujian.
Nah, inilah perlunya manajemen waktu dan kedisiplinan. Peserta ujian sebelumnya sudah diimbau untuk datang satu jam sebelum waktu yang ditentukan. Jika punya niat, tentu minimal 2 jam sebelum waktu ditentukan seharusnya peserta sudah datang. Selain karena alur registrasi yang cukup panjang satu jam sebelum masuk ke ruangan ujian, memiliki waktu longgar sebelum tes bermanfaat untuk adaptasi dengan lingkungan.
Kejadian peserta nyasar selalu saja terjadi dalam pelaksanaan tes CPNS. Konyolnya, ada yang salah baca pengumuman, misalnya tesnya seharusnya untuk instansi BNN, eh si peserta ini malah datang ke lokasi tes untuk instansi BPN. Rupanya dia jarang minum air mineral sehingga kurang fokus, dan apesnya lagi tempat di mana seharusnya ia datangi jaraknya lumayan jauh juga. Jelas ia akan terlambat karena waktu penyelenggaraannya bersamaan.
Jika gagal tes karena kesulitan menjawab soal mungkin masih bisa dimaklumi karena sudah berjuang. Tapi kalau gagal karena salah lokasi atau salah baca nama instansi? Duh, bagaimana dia bakal ngomong ke orang tuanya ya?
Siapkan fisik, jangan lupa makan
Jika peserta mendapat jadwal di sesi pagi, tentu harus diperhitungkan untuk sarapan terlebih dahulu. Jadwal ujian sesi paling pagi biasanya dimulai jam 08.00 tepat, dan proses registrasi bisa jadi dimulai pada pukul 07.00. Maka membuat isi perut nyaman agar otak bisa berpikir adalah langkah yang tepat. Sayangnya sarapan ini kerap tak digubris karena berbagai alasan.
Demikian pula untuk sesi siang dengan jam tanggung misalnya jam 12.00. Lebih baik pastikan sebelumnya perut sudah terisi.
Bawa barang seperlunya
Untuk bisa masuk ke dalam ruangan ujian, peserta hanya diperbolehkan membawa kartu ujian atau tanda peserta dan KTP. Barang-barang lainnya seperti tas, dompet, alat tulis, jam tangan, kalkulator, handphone sampai ke ikat pinggang harus dititipkan ke loker atau tempat penitipan yang disediakan oleh panitia.
Tentang ikat pinggang ini cukup menggelitik, terutama bagi kebanyakan peserta laki-laki. Mereka kerap kebingungan dan takut jika celananya bakal melorot. Solusinya, panitia menyediakan tali rafia untuk mengikat celana.
Jelas hal inipun cukup mengganggu konsentrasi peserta yang fokusnya bisa-bisa terbagi ke celananya. Padahal hal ini sudah menjadi ketentuan untuk mencegah peserta menyembunyikan benda-benda yang aneh-aneh, misalnya jimat atau malah kertas contekan. Jadi perlu dimaklumi dan ditaati saja. Lebih baik saat tes memakai celana yang aman dan tidak mudah melorot jika ikat pinggang dilepas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H