Belum genap dua pekan ditutup, Asian Games 2018 masih menyisakan demam yang tak kunjung reda. Sepertinya masih banyak masyarakat yang belum bisa "move on" dengan segala hal yang berbau Asian Games 2018.Â
Ambil contoh saya punya teman yang selalu saja memasang wajah terpana sambil sedikit menjerit kalau mendengar nama "Jojo" disebut. Tak peduli sebenarnya orang lain sedang ngomongin "Jojo" yang ternyata Joshua Suherman, mantan penyanyi "Diobok-obok".
Eniwei, demam Asian Games 2018 juga melanda para "roker" alias rombongan kereta, istilah beken bagi para pengguna KRL Commuterline. Hal ini dipicu oleh manajemen PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) yang sempat mengeluarkan kartu multi trip edisi terbatas bertema Asian Games 2018.
Sekedar info bagi yang belum pernah naik KRL, kartu kartu multi trip (KMT) adalah kartu elektronik khusus yang digunakan sebagai tiket sekaligus alat pembayaran untuk naik KRL Coomuterline. Selain KMT, naik KRL juga bisa menggunakan kartu harian berjaminan (THB) dan kartu keluaran bank seperti e-money, flazz, top-cash dan brizzi.
Edisi single maskot yang lebih dulu dilempar ke khalayak, sangat cepat habisnya. Saya pun waktu itu ngecek ke Stasiun Duren Kalibata tak mendapatkan apa-apa selain tatapan seolah prihatin dari mas penjaga loketnya.
Nah, lebih sadis lagi konon edisi transparan ludes dalam tempo lebih singkat, tak sampai satu hari sejak dijual resmi di loket-loket stasiun KRL yang bertebaran. Bagaimana tidak ludes? Wong banyak sekali pembeli KMT transparan ini yang ngeborong dan banyak di antara pembeli yang ramai-ramai posting di media sosial jika mereka berhasil mendapatkan barang langka tersebut.
Kenapa edisi transparan banyak diburu? Yak, karena KMT model beginian belum pernah diterbitkan sebelumnya. PT KCI memang kerap menerbitkan KMT tematik dengan desain khusus untuk memperingati event atau hari-hari penting.Â
Misalnya edisi pahlawan untuk memperingati Hari Pahlawan, kemudian edisi Hari Kartini, Idul Fitri, Hari Kemerdekaan dan masih banyak lainnya. Cuma ya itu, yang transparan macam Asian Games 2018 memang benar-benar unik dan layak diburu.
Jika sudah habis terjual kenapa masih heboh?
Well, entah karena efek Asian Games 2018 atau bukan, nyatanya masih banyak orang yang menanyakan apakah kartu-kartu lucu itu masih ada yang jual atau tidak. Melalui forum-forum, twitter dan grup di dunia maya, pertanyaan itu hampir sama banyaknya dengan orang yang pamer koleksi miliknya.
Maka tak mengherankan jika akhirnya di marketplace muncul penjualan KMT transparan ini dengan harga yang mencengangkan. Semalam di sebuah marketplace yang warna templatenya ijo, saya menemukan seorang penjual menawarkan KMT transparan edisi Asian Games 2018 dengan harga 950 ribu rupiah. Padahal harga resmi di loket saat itu hanya 50 ribu rupiah saja dengan isi saldo 15 ribu.
Melalui fitur diskusi produk, si penjual mengaku kalau harga mahal itu pertanda bahwa perasaannya tengah mendua.
"Antara sayang mau dijual atau keep gan..." tulisnya.
Hmm, sebuah pernyataan yang saya sendiri bingung memaknainya, karena sepertinya artinya sama saja, meskipun saya paham maksudnya. I feel you bro...
Melabeli suatu item koleksi langka yang tak lagi dijual resmi dengan harga mahal tentu menjadi hak seseorang. Sah-sah saja kok.
Saya sendiri termasuk pihak yang gagal mendapatkan KMT edisi Asian Games 2018 tapi masih punya beberapa kartu elektronik keluaran bank yang bergambar maskot Atung cs. Juga masih merasa beruntung karena di rumah berhasil mengamankan boneka Atung yang konon nyarinya susahnya setara dengan nyari jodoh (ehemm...).
Lalu buat apa sih barang-barang semacam itu?
Yak, belajar dari si mas penjual KMT yang harganya melambung itu, nilai sentimentil tentu menjadi alasan utama, di samping harapan bahwa kelak ada yang berani nawar dengan harga selangit. Who knows lah ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H