Melalui fitur diskusi produk, si penjual mengaku kalau harga mahal itu pertanda bahwa perasaannya tengah mendua.
"Antara sayang mau dijual atau keep gan..." tulisnya.
Hmm, sebuah pernyataan yang saya sendiri bingung memaknainya, karena sepertinya artinya sama saja, meskipun saya paham maksudnya. I feel you bro...
Melabeli suatu item koleksi langka yang tak lagi dijual resmi dengan harga mahal tentu menjadi hak seseorang. Sah-sah saja kok.
Saya sendiri termasuk pihak yang gagal mendapatkan KMT edisi Asian Games 2018 tapi masih punya beberapa kartu elektronik keluaran bank yang bergambar maskot Atung cs. Juga masih merasa beruntung karena di rumah berhasil mengamankan boneka Atung yang konon nyarinya susahnya setara dengan nyari jodoh (ehemm...).
Lalu buat apa sih barang-barang semacam itu?
Yak, belajar dari si mas penjual KMT yang harganya melambung itu, nilai sentimentil tentu menjadi alasan utama, di samping harapan bahwa kelak ada yang berani nawar dengan harga selangit. Who knows lah ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H