Saya pun bergegas menuju ke arah jalan raya, tampak di kejauhan ada kerumunan kecil. Rupanya antrean gerobak nasi goreng. Dari dekat , si abang terlihat berpeluh melayani pesanan nasi goreng.
"Mie goreng ada Bang?" tanya saya.
"Habis," jawabnya singkat.
Eh, tak tahunya ada seorang penjual Pop Mie lewat, sambil menawarkan dagangannya.
"Pop Mie saja Om..."
Bah...
Gara-gara mie goreng habis, saya pun terpaksa memesan nasi goreng.
"Tinggal satu Bang," kata si penjual.
Fiuh, masih untung ada. Nyaris deh. Lagian memangnya saya mau beli buat seisi rumah? Satu saja sudah cukup untuk isi perut. Faktanya dalam sejarah hidup saya berpuasa dan sahur, mungkin baru kali itu saya makan sahur dengan menu nasi goreng.
Dengan cepat saya menghabiskan sepiring nasi goreng yang rasanya hambar. Memang iya, jujur terasa hambar tapi namanya juga kepepet mau bagaimana lagi. Mungkin inilah akibat saya cuek terhadap Pop Mie yang amat kaya rasa.
Kembali ke antrean. Saya harus berterima kasih kepada pemuda harapan bangsa tadi. Ternyata dia cukup amanah. Terima kasih ya gaes.