Jika sahur di rumah merupakan hal biasa, maka sahur saat berada di perjalanan tentu bukan hal yang biasa. Terutama jika kita dalam kondisi perjalanan mudik, khususnya saat perjalanan darat menggunakan angkutan umum seperti kereta api atau bus malam.
Kondisi tersebut biasanya banyak dialami oleh para pemudik dari Jabodetabek yang mengarah ke daerah seperti Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Karena perjalanan panjang, sebagian ada yang memilih untuk tidak puasa, sehingga tidak perlu sahur. Tetapi bagi saya, melepaskan puasa hanya karena perjalanan mudik tentu rugi. Justru ketika kita berbuka dan selanjutnya makan sahur di atas kereta api atau bus, menjadi pengalaman yang memiliki sensasi tersendiri.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, tentulah lebih mudah untuk merencanakan hendak berhenti di mana, misalnya di rest area ataupun di rumah makan yang buka saat sahur. Tetapi tentu tidak demikian jika menggunakan moda kereta api atau bus.
Sahur di Kereta Api
Pelayanan kereta api memang semakin meningkat, termasuk pelayanan restoran yang menyediakan ragam makanan maupun minuman. Bahkan menurut kabar terbaru, PT KAI akan menyediakan program buka dan sahur bareng bagi pemudik tahun ini.
Namun, berdasar pengalaman saya, kita tidak bisa begitu saja mengandalkan restoran kereta untuk menyediakan makan sahur. Kendala paling kentara adalah antrean yang bisa menjadi lama jika banyak penumpang minta dilayani dalam waktu yang hampir bersamaan.
Nah, apalagi jika kita membawa rombongan keluarga. Membawa bekal sendiri, berupa makanan siap saji dengan lauk seperti ayam goreng, bagi saya sudah mencukupi. Makanan ini bisa dengan mudah kita beli di stasiun keberangkatan. Jika perlu tambah dengan camilan yang tidak merepotkan saat dibawa untuk bekal perjalanan. Kurma, roti serta buah pisang bisa menjadi pilihan praktis.
Paling vital untuk dibawa tentu saja air mineral. Biasanya saya tidak cukup membawa satu atau dua botol saja selama perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta. Membawa cukup banyak botol air minum memang agak merepotkan, tapi untuk bekal berbuka dan setelah itu sahur, tentu lebih baik membawa lebih daripada kurang.
Sahur di Bus Malam
Tidak ada restoran di dalam bus, tapi biasanya sebuah bus malam memiliki jadwal untuk singgah di tempat-tempat tertentu untuk beristirahat sholat maupun makan. Nah, supaya yakin, kita harus bertanya kepada kru bus malam di mana dan kapan saja akan singgah makan. Tentu saja prediksi waktu bisa saja meleset mengingat mudik memiliki momok berupa kemacetan.
Jadi bagi saya, membawa bekal makanan siap saji tetap menjadi pilihan terbaik. Siap saji di sini usahakan jangan berupa mie instan yang diseduh pakai air panas lho ya... Jenis makanan itu memang identik saat perjalanan menggunakan bus dan sangat mudah diperoleh, tapi tentu tidak direkomendasikan untuk menu sahur. Eh, jangan lupakan pula kurma, pisang dan air mineral ya.