Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Anak-anak Kecil Mampu Menerbitkan Buku

14 April 2018   23:06 Diperbarui: 14 April 2018   23:26 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi by widikurniawan

Bagi kebanyakan orang, menulis buku bahkan menerbitkannya barangkali menjadi hal yang tidak pernah terbayangkan. Namun, anak-anak ini telah melangkah lebih jauh dari kebanyakan orang. Mereka berhasil menerbitkan buku-buku hasil karya sendiri dan meluncurkannya dalam sebuah Festival Buku.

"Ayo dibeli bukunya, ini tentang batuan sedimen, yang ini batuan metamorf..." ucap anak-anak itu mempromosikan hasil karyanya kepada pengunjung.

Luar biasa. Anak-anak kecil itu tak hanya menerbitkan buku, tetapi mereka juga memasarkan sendiri bukunya.

Itulah pemandangan yang terekam di Festival Buku Sekolah Alam Indonesia Cibinong, Sabtu (14/4), pagi. Siswa-siswi dari mulai jenjang Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Dasar di Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cibinong, tampak antusias memamerkan buku hasil karya mereka. Bergantian pula mereka per kelas naik ke panggung dan melakukan bedah buku layaknya penulis dewasa yang tengah melakukan promo bukunya.

Kemeriahan Festival Buku anak-anak SAI Cibinong (foto by widikurniawan)
Kemeriahan Festival Buku anak-anak SAI Cibinong (foto by widikurniawan)
Total sebanyak 19 judul buku yang berhasil dibuat. Temanya pun beragam, sesuai dengan tema pembelajaran di kelas masing-masing pada semester ini. Misalnya ketika di kelas 4 SD tengah mempelajari  tema  bebatuan,  maka buku  yang  diterbitkan pun menceritakan tentang bebatuan dari sudut pandang  mereka. Begitu  pula  kelas 2 SD yang menerbitkan buku-buku dengan gaya komik bertema transportasi sesuai tema pelajaran yang saat ini mereka terima.

Menariknya, proses pembuatan buku-buku ini tidak instan dan satu arah atau hanya bersumber pada pengetahuan yang diberikan guru di kelas. Seperti halnya anak-anak kelas 4 SD yang menjadikan kegiatan outing ke Yogyakarta untuk memperdalam kandungan buku yang akan mereka terbitkan.

Mereka melakukan penelitian dengan berkunjung ke Gua Cereme, Museum Gunung Merapi hingga Museum Geoteknologi dan Mineral UPN Yogyakarta serta melakukan wawancara dan diskusi dengan geolog dari UGM.

Materi promosi di sebuah stand (foto by widikurniawan)
Materi promosi di sebuah stand (foto by widikurniawan)
Demikian pula yang dilakukan oleh anak-anak kelas 5 SD yang menjadikan kegiatan outing ke Ujung Kulon sebagai sumber inspirasi buku yang mereka susun. Kegiatan outing selama sepekan di Ujung Kulon mereka rencanakan sendiri jauh-jauh hari, termasuk dalam hal penggalangan dana melalui kegiatan wirausaha dan menggandeng pihak sponsor.

Anak-anak seusia mereka bahkan telah berani tampil di hadapan beberapa pihak perusahaan  untuk mempresentasikan proposal kegiatan tersebut. Hasilnya terbitlah beberapa buku tentang pengamatan selama di Ujung Kulon, misalnya tentang Badak Jawa, Banteng Jawa dan Rusa Jawa.

Seperti yang dikatakan oleh Rima Aulia, Kepala Sekolah Alam Indonesia Cibinong, membuat buku merupakan kegiatan yang bermanfaat besar. Buku yang dibuat kelas 4 SD misalnya, akan bermanfaat bagi adik kelasnya sebagai gambaran pelajaran yang akan mereka terima saat naik kelas.

"Proses pembuatannya dimulai dari anak-anak dan diakhiri oleh anak-anak, dari mulai ide, layout mau bagaimana bentuknya mereka yang atur. Bahkan sampai diskusi tentang harga jual buku, mereka pula yang tentukan," tutur Rima Aulia kepada para pengunjung Festival Buku.

Berkeliling di area Festival Buku yang penulisnya adalah anak-anak semua, menjadi pengalaman unik bagi saya. Kesannya lebih membumi dan malah tertantang untuk membuat karya seperti mereka.

"Kamu buat sendiri buku ini?" tanya saya kepada seorang anak yang menjaga sebuah stand buku.

Anak itu hanya tersenyum, menggeleng pelan dan kemudian menjawab.

"Sama teman-teman," ucapnya.

Sebuah kepolosan yang terbingkai dalam kejujuran. Saat ini boleh jadi mereka mengerjakan buku secara berkelompok, tapi mungkin kelak merekalah generasi penulis hebat di negeri ini.

Senyum yang mereka berikan tampak tulus dan menyenangkan. Anak-anak kecil di hadapan saya ini boleh berbangga dengan hasil karya mereka. Sebuah capaian yang tidak mudah, tapi mereka mampu.

Dokumentasi by widikurniawan
Dokumentasi by widikurniawan
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun