"Memangnya kenapa?" tanya saya.
"Itu bule bilang kalau beli mobil dia bakalan repot mikirin garasi di rumahnya, mikirin servis mobil, parkir dan lain-lain, ribet katanya, gak efektif, mending naik Uber begini enak, kemarin aja saya antar ke mana-mana, dia naik sama istri dan anaknya pergi belanja saya tungguin, makan saya tungguin, abis itu saya dapat tips lebih, haha..."
Cerita driver itu membuat saya merenung, apa jadinya jika semua orang di Jabodetabek ini punya mobil semua dan maunya ke mana-mana pakai mobil, mau makan malam pakai mobil, mau ngopi bawa mobil, mau beli gorengan pun harus naik mobil pribadi dulu. Andai pemikiran si bule itu bisa menular ke banyak orang-orang, mungkin kejadian seperti yang digambarkan dalam video UBER Boxes Sunrise tidak akan terjadi. Ketika orang-orang dalam waktu bersamaan merasa berhak membawa mobilnya masing-masing. Egois, individualis dan cenderung narsis, yang penting gaya dan nyaman bagi dirinya sendiri.
Sepertinya gerakan ride sharing atau konsep berkendara bersama harus segera digaungkan lebih luas lagi. Saya pernah melihat di luar Stasiun Sudirman Jakarta, setiap pagi ada mobil milik sebuah perusahaan yang menunggu karyawannya turun dari kereta. Setelah terisi oleh beberapa orang yang merupakan karyawan perusahaan itu, mobil tersebut segera akan berangkat menuju kantor perusahaan itu. Sebuah langkah bagus, tapi alangkah lebih baik jika konsep berbagi kendaraan ini dikembangkan lagi.
Misalnya saja diterapkan aturan wajib nebeng saat berangkat kerja di instansi-instansi pemerintah, BUMN dan swasta yang berkantor di Jakarta. Bagi karyawan yang membawa mobil pribadi diwajibkan membawa minimal dua orang rekan kerjanya yang ikut nebeng. Jika tidak maka dia tidak bisa mendapat jatah tempat parkir.
Jika gagasan itu dianggap mengada-ada dan belum bisa dilakukan, hadirnya layanan ride sharing oleh penyedia jasa transportasi online bisa menjadi solusi yang menarik dan realistis. Saat melakukan perjalanan sendiri, orang bisa pilih mau nebeng, pakai ojek online atau angkutan massal. Nah jika hendak bepergian dengan beberapa orang, pilihannya bisa transportasi online dengan layanan seperti UberX maupun UberXL. Sangat nyaman, tak perlu mikir beli bensin dan mencari tempat parkir.
Pada akhirnya, solusi untuk menghindari kemacetan juga tergantung pada diri masing-masing. Jika masih banyak yang berpikiran enggan naik kendaraan umum, enggan nebeng dan enggan menggunakan jasa transportasi online karena lebih suka dianggap gagah saat berkendara dengan mobil mewahnya, tentu kemacetan masih saja terus menghantui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H