Abang ojek yang satu ini mengaku bahwa di daerah Gandaria genangan air cukup cepat pada saat terjadi kemacetan parah sehingga banyak kendaraan yang tidak sempat menyelamatkan diri.
“Mau gimana lagi, saya pasrah saja, mobil-mobil juga banyak yang kena, sepeda motor mungkin sampai lima puluh jumlahnya mogok semua, udah gitu bengkel nggak ada yang buka lagi, saya sampai jam setengah sebelas malam baru dapat bengkel, itu pun setelah nuntun motor jauhnya minta ampun,” cerita si abang ojek.
Itulah Jakarta, ibu kota negara tercinta. Banjir dan macet kerap datang tak terduga.
Ketika hujan, bisa saja para ojek online panen orderan karena makin banyak peminatnya dan tarifnya pun dinaikkan oleh operator karena permintaan tinggi. Namun, ketika hujan menjadi banjir, siapa yang tak kalang kabut? Ojek online pun seolah berjudi dengan kemungkinan kerugian di depan mata.