Dan, benar saja... beberapa saat kemudian terdengar suara mesin motor nyaris sekarat.
“Brrt, brrtt, brrttt....” dan matilah mesin motor tersebut.
Saya kemudian turun supaya si abang ojek bisa menuntun motornya. Dengan sekuat tenaga ia menuntun motor menerobos genangan air sambil mencoba menyalakan motornya. Salut dengan semangatnya, saya bahkan tertinggal banyak langkah darinya. Untungnya genangan air hanya berjarak kurang lebih dua ratus meter, selebihnya jalan menanjak yang bebas dari genangan.
Saya sempat celingak-celinguk mencari ke mana ojek saya. Hingga si abang muncul dari kerumunan dengan senyum puas.
“Alhamdulillah mesinnya nyala lagi Pak, tadi airnya udah saya keluarin...” ucapnya.
Seandainya sampai mati total tentu kami bakal pusing. Dia pusing cari bengkel, saya pun pusing cari cara melanjutkan perjalanan.
![foto by widikurniawan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/04/27/img20170426170151-59021031159373d0068b4567.jpg?t=o&v=555)
Kamis sore tadi seperti biasa saya menumpang ojek online untuk rute perjalanan yang sama. Hari ini cuaca cukup bersahabat sehingga banjir pun cukup hanya dalam obrolan.
“Wah kemarin parah Pak, motor saya ini hampir tenggelam di Gandaria City, airnya sampai segini nih,” tuturnya sambil menunjuk jok motor.
“Mati dong mesinnya?”
“Iya Pak, ini baru saja saya keluar bengkel .”