Nah, itu baru satu smartphone lho, ada satu lagi yang perlu kita bahas yakni Xperia™ C5 Ultra Dual. Ini juga bakal memanjakan pecinta foto karena kamera utamanya ada di depan dan di belakang. Wow!
[caption caption="(foto: widikurniawan)"]
Seperti foto di atas yang saya ambil ketika Stasiun Sudirman mengalami pemadaman listrik. Suasana menjadi gelap meskipun aliran listrik untuk kereta tetap hidup. Gambar yang saya ambil mestinya dapat menjadi lebih maksimal secara kualitas meskipun minim cahaya. Sayangnya saat itu saya belum memiliki Xperia™ C5 Ultra Dual untuk hasil foto maksimal dalam situasi seperti ini.
Tampilan 6” Full HD pada Xperia™ C5 Ultra akan menghasilkan ketajaman dan kontras yang menakjubkan. Ditunjang layar yang besar dengan desain elegan, pastinya tidak akan memalukan ketika digenggam dan dilihat banyak orang. Pasti lebih gaya.
Meskipun harus tetap waspada terhadap aksi kejahatan seperti copet, tetapi menurut pengamatan saya copet justru tidak akan memilih gadget yang ukurannya besar untuk dijadikan sasaran. Selain lebih mencolok, si korban biasanya akan lebih menyadari ada bahaya ketika membawa gadget berukuran besar. Jadi kesimpulannya Xperia™ C5 Ultra ini pastinya pas sebagai teman dalam perjalanan naik Commuterline.
Smartphone ini juga memilik daya tahan baterai yang panjang. Bisa sampai dua hari, bayangkan itu. Xperia C5 Ultra memiliki mode siaga bertahan empat kali lipat. Aplikasi dan fungsi di ponsel akan dimatikan saat kita tidak menggunakan layar, tetapi kita masih bisa menerima panggilan, pesan teks, alarm, dan notifikasi aplikasi dipilih.
Saya kerap mengalami baterai sudah lemah ketika ada momen menarik di depan mata. Apa yang saya lakukan? Hanya bisa terdiam pasrah. Namun dengan mode pemakaian diperpanjang di Xperia™ C5 Ultra, waktu penggunaan bisa bertambah hingga 14%.
Pada mode stamina ultra, kita juga bisa memaksimalkan daya baterai. Mode ini akan membatasi ponsel agar memprioritaskan fungsi utama, seperti panggilan dan SMS saja. Ini juga sangat penting bagi saya karena keluarga saya kerap memantau perjalanan saya saat pulang kerja.
“Sampai di mana Mas?” pesan ini biasanya dikirim istri saya saat saya masih dalam Commuterline.