Hiruk pikuk menjelang Pilpres 2014 kini mulai merambah dunia musik tanah air. Dukung-mendukung calon presiden kian berani disuarakan oleh artis-artis musisi kita. Demikian pula acara sowan ke markas musisi-musisi yang memiliki basis fans besar sama-sama dilakukan oleh kedua capres baik Prabowo maupun Jokowi.
Jika ditilik dari jenis aliran musik, tampaknya wilayah dangdut sudah dikuasai kubu Prabowo. Motornya tentu saja sang raja dangdut Rhoma Irama yang memiliki massa fanatik dalam Soneta Fans Club. Bila sang raja dangdut yang mantan bakal capres saja sudah merapat mendukung Prabowo, tidak heran jika pedangdut-pedangdut senior kemudian ikut menyuarakan dukungan yang sama.
Dilansir dari Tribunnews, Jumat (30/5/2014) sejumlah artis dangdut berkumpul di Rumah Polonia, markas Prabowo untuk mendeklarasikan dukungannya dengan mengatasnamakan Selendang Putih. Mereka antara lain Jaja Miharja, Rama Aipama, Mansyur S, Hamdan ATT, Mega Mustika, dan Joni Iskandar.
Tentu saja dukungan tersebut bisa saja akan menarik massa dangduters untuk berduyun-duyun mendukung pencalonan Prabowo-Hatta. Hanya saja perlu digarisbawahi bahwa tidak semua penggemar dangdut akan melakukan hal yang sama. Ingat, masih ada fans dangdut koplo yang begitu mengakar mulai dari panggung-panggung di Pantura bahkan mulai eksis di layar televisi.
Dangdut koplo mulai dikenal saat Inul Daratista muncul ke permukaan dengan goyang ngebornya. Hentakan gendang menjadi ciri khas koplo selain goyangan yang aduhai. Inilah yang dianggap pelakon dangdut di bawah kepemimpinan Rhoma Irama sempat meradang. Ingat perseteruan antara Rhoma dan Inul yang sempat mengguncang jagat dangdut tanah air.
Jadi rasa-rasanya suara fans dangdut tidak akan bulat ke kubu Prabowo meskipun kubu Jokowi juga tidak melakukan pendekatan ke mereka. Dangdut Pantura, dangdut seronok, dangdut koplo dan dangdut sejenis “Buka Dikit Joss” hanya akan menjadi swing voters karena bisa jadi akan ada anggapan dapat menjatuhkan citra kubu capres tertentu yang semestinya jaim alias jaga imej.
Beralih ke aliran rock yang juga memiliki penggemar tidak sedikit. Rock sudah kadung identik dengan Jokowi bahkan sejak ia menjadi walikota Solo dan awal-awal menjabat gubernur DKI Jakarta. Jokowi bahkan menggemari musik metal internasional dan mengenal dengan fasih grup-grup macam Black Sabbath dan Led Zeppelin.
Era Jokowi di Jakarta sudah diwarnai dengan kehadiran grup-grup cadas berkelas macam Metallica. Hal inilah yang dianggap menjadi kartu as Jokowi untuk memenangkan hati para penggemar musik rock. Harapannya adalah, jika Jokowi menang bisa jadi grup-grup rock beken internasional lainnya akan mudah datang dan manggung di Indonesia.
Nah, jika dangdut dikuasai Prabowo dan rock menjadi milik Jokowi, bagaimana dengan pop? Inilah jenis musik yang paling mudah diterima oleh banyak kalangan.
Prabowo sudah melangkah dengan menghadiri final Indonesian Idol 2014, yang notabene adalah acara milik Hary Tanoe yang kini ada di belakangnya, serta terdapat juri-juri pendukungnya yakni Ahmad Dhani dan Anang Hermansyah.
Musisi paling moncer di Indonesia saat ini, Ahmad Dhani, sudah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo. Dhani bahkan terang-terangan menyebut Prabowo sebagai sosok yang jantan dan sebagai lelaki jantan seharusnya memilih Prabowo. Klaim yang membuat para rockers di belakang Jokowi tersenyum, karena selama ini sudah kadung melekat bahwa musik rock lah yang identik dengan kejantanan. Sementara Prabowo belum pernah terdengar ngerock.