Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Bus Gratis Masih Sepi? Lho Kok?

26 Februari 2015   17:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_370597" align="aligncenter" width="576" caption="Bus gratis berhenti di halte Tosari (foto by widikurniawan)"][/caption]

Sudah sekitar dua bulan larangan sepeda motor melintasi jalan protokol di kawasan Bundaran HI diberlakukan. Sebagai kompensasi kebijakan tersebut, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan bus gratis untuk mengangkut para penumpang yang semula naik motor.

Namun, dua bulan berjalan, bus-bus yang menggunakan bus Transjakarta tersebut masih terbilang sepi peminat. Terutama di awal-awal kehadirannya, saya kerapkali mendapati bus hanya berjalan dengan beberapa gelintir penumpang, entah dua orang atau lima orang saja. Padahal bus ini terbilang nyaman dengan AC dan hiburan berupa musik atau radio.

Meski milik Transjakarta, bus dengan rute dari Kawasan Monas hingga Bunderan Senayan ini tidak melalui busway. Bus menggunakan jalur yang sama dengan angkutan umum lainnya, hanya saja lebih tertib dengan selalu menaikkan dan menurunkan penumpang di halte yang tersedia.

[caption id="attachment_370598" align="aligncenter" width="512" caption="Bus masih cenderung sepi peminat"]

14249217411399347123
14249217411399347123
[/caption]

Mengapa bus ini sepi peminat?

1. Pemotor masih tetap naik motor.

Namanya juga naluri pemotor, kurang enak rasanya kalau tiba-tiba pindah naik kendaraan umum. Kurang mobile dan ribet. Inilah yang telah diprediksi Gubernur Ahok sebelumnya. Perlu waktu untuk membuat pemotor beralih naik kendaraan umum.

2. Naik bus gratis ini lama nunggunya.

Bus ini memang belum banyak jumlahnya. Saya biasa naik dari halte Tosari dan mendapati kedatangan bus ini kira-kira hanya ada jam 7.00 dan kemudian setengah jam atau sejam berikutnya baru ada lagi.

3. Tidak bisa naik dan turun sembarangan.

Jika diperhatikan, pasti mengherankan ketika Kopaja dan Metromini yang ongkosnya 4 ribu rupiah selalu penuh sesak penumpang pada pagi hari saat pekerja kantoran di kawasan Sudirman berangkat kerja. Sedangkan bus gratis Transjakarta ini di waktu yang sama terlihat kosong dengan beberapa gelintir penumpang saja.

Halte adalah sesuatu yang bikin ‘malas’. Limpahan penumpang dari Stasiun Sudirman lebih memilih naik langsung Kopaja di depan stasiun daripada mesti jalan puluhan hingga ratusan meter ke halte terdekat. Begitu pun saat mau turun, penumpang tidak bisa turun langsung di depan kantornya apabila letak halte kebetulan cukup jauh dari kantor.

Naik dan turun sembarangan adalah kelebihan dari angkutan seperti Kopaja dan Metromini (dan juga sepeda motor).

4. Belum banyak yang tahu keberadaan bus gratis ini

Meski sudah berjalan dua bulan, nyatanya masih saja ada penumpang baru di bus gratis yang terbengong dan berdecak kagum karena baru pertama kali naik.

“Wah, kok saya baru tahu,” pasti begini komentarnya.

Ternyata meski orang-orang kantoran ini punya smartphone dengan harga mahal, tidak semua sudi membuka-buka berita tentang fasilitas umum di Jakarta. Paling banter sih buka Facebook, BBM-an, baca berita hoax lalu di-forward lagi, melototin meme dan sejenisnya.

Nah, jika selama ini cenderung sepi, apakah Ahok perlu menarik keberadaan bus gratis ini? Eit, tunggu dulu, jangan gegabah dong Pak Ahok.

Desember silam, Ahok pernah mengeluarkan pernyataan begini:

"Makanya dulu ditanya busnya cukup apa nggak? Aku bilang pasti cukup. Nggak ada yang mau naik deh. Makanya jalan aja, lama-lama nanti mulut ke mulut," ucap dia. Sumber

Ternyata Ahok sudah meramal bus bakalan sepi tapi lama-kelamaan bakal ramai. Dan kenyataannya prediksi ini sudah mulai terlihat. Setidaknya seminggu terakhir saya mulai melihat banyak penumpang sudah tahu jadwal kedatangan bus di halte dan memanfaatkan fasilitas gratisan ini menuju ke tempat kerjanya.

Lumayan kan? Irit ongkos dan tak perlu berjibaku dalam sesaknya Kopaja.

Keberadaan bus ini semestinya ditambah, baik jumlah dan rutenya. Kalau perlu hingga ke Blok M karena penumpang ke arah Blok M juga banyak.

Takut dituduh mengambil lahan Kopaja dan Metromini?

Justru dengan adanya bus gratis dengan fasilitas nyaman akan membuat manajemen Kopaja dan Metromini (kalau punya manajemen lho…) bakal berpikir ulang untuk tetap menurunkan unitnya yang sudah besi tua dan berbahaya. Penumpang kalau tidak terpaksa, tentu tidak akan mempertaruhkan dompet dan ponselnya dengan berdesakan di atas angkutan umum yang lebih cocok disebut kompor berjalan itu.

[caption id="attachment_370599" align="aligncenter" width="512" caption="Bus gratis transjakarta tidak menggunakan jalur busway"]

14249217832023880824
14249217832023880824
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun