Ditengah carut marut soal bantuan, terselip cerita lucu, dimana bantuan pakaian yang disalurkan kebanyakan pakaian wanita, sehingga membuat para bapak mau tidak mau memakai daster.
Ketiga, pengadaan dan pemeliharaan alat dan fasilitas terkait bencana masih kurang. Buoy, alat pendeteksi tsunami yang harga miliaran rupiah hanya terbatas jumlahnya, untuk kasus di Palu, menurut Kepala BIG di Palu memang tidak ada buoy, yang ada alat pengukur pasang surut yang mengandalkan jaringan listrik. Demikian sebagai negara kepulauan sudah sepatutnya, memiliki buoy di banyak titik, dan pemeliharaannya juga dilakukan rutin.Â
Selain itu penunjuk arah saat kondisi darurat lebih diperbanyak dan jelas. Hal ini guna mengantisipasi korban lebih banyak karena kepanikan yang terjadi.
Demikian, saya berharap kedepannya kita lebih siap dalam menghadapi bencana sehingga kedepannya jumlah korban berjatuhan dapat diminimalisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H