Perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada anggota keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap, lemahnya dasar cinta, komunikasi yang kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi yang kurang stabil, dan kurang mampu membuat penyesuaian diri. Metode penelitian ini adalah penelitian ualitatif.Â
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa problematika perselingkuhan suami terhadap istri adalah bahwa perselingkuhan dapat menjadi sumber stres yang luar biasa. Kegagalan pasangan untuk saling menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalah secara efektif dapat memicu konflik yang berkepanjangan. Dari keseluruhan problematika perselingkuhan, problematika yang paling utama dari perselingkuhan adalah perceraian, karena perselingkuhan merupakan salah satu masalah putusnya perkawinan.Â
Upaya penanganan perselingkuhan antara lain adalah mengawasi pergaulan suami atau istri, berupaya sekuat tenaga menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis, berupaya memberi contoh yang baik, membangun lingkungan yang kondusif, meningkatkan kualitas nilai-nilai keagamaan, landasan cinta yang kokoh, mewujudkan komunikasi secara transparan dan harmonis, meningkatkan kekuatan dan ketahanan diri yang dilandasi dengan konsep diri dan rasa percaya diri secara mantap, mengembangkan kontak sosial secara baik dan sehat, bergaul dengan orang baik.
 Pada prinsipnya, setiap orang menghendaki kehidupan normal dan dapat diterima dalam kehidupan sosial. Manusia secara kodrati mengikuti aturan-aturan kehidupan masyarakat, termasuk aturan dalam kehidupan berkeluarga, namun lingkungan pergaulan, jabatan, status sosial, dan pengalaman dapat mengubah seseorang. Demikian pula dalam kehidupan perkawinan, situasi semula demikian harmonis dapat berubah menjadi konflik dan pertengkaran ketika suami melakukan perbuatan perselingkuhan. Kenyataan ini terkadang sulit diatasi, bahkan tidak sedikit rumah tangga berakhir dengan perceraian. Perselingkuhan merupakan peristiwa menyakitkan bagi semua pihak, tidak hanya istri dan anak menjadi korban atau efek dari perselingkuhan, namun masyarakat pun mengecam perbuatan perselingkuhan.Â
Perilaku selingkuh dapat dikategorikan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri yaitu upaya mempertahankan keseimbangan diri dalam menghadapi tantangan kebutuhan diri. Kebutuhan-kebutuhan yang tidak tercapai dalam keluarga akan dicapai pemenuhannya secara semu dengan cara berselingkuh. Cara berselingkuh seolah-olah masalah yang dihadapi akan terselesaikan sehingga memberikan keseimbangan untuk sementara waktu, namun, karena cara itu merupakan cara yang semu dan tidak tepat, maka yang terjadi adalah timbulnya masalah baru yang menuntut untuk pemecahan lagi.
Perselingkuhan suami adalah suatu perbuatan suami yang tidak jujur atau bohong kepada diri sendiri dan atau pihak lain, dilakukan secara sembunyi-sembunyi melakukan hubungan dengan wanita lain sehingga kehidupannya berada dalam suasana yang tidak tenang. Karakteristik perselingkuhan adalah hubungan yang bersifat rahasia. Seseorang merasa rahasianya terancam maka cenderung bertindak untuk mempertahankan diri, misalnya mengatakan bahwa pertanyaan pasangannya bukan suatu bentuk pertanyaan tetapi bentuk interogasi.Â
Pelaku selingkuh mengatakan bahwa pasangannya menyinggung perasaannya dengan pertanyaan tertentu, pasangannya kemudian mencoba tutup mulut. Pelaku perselingkuhan untuk sementara waktu berhasil menghindari ancaman pengungkapan.Â
Dampak Perselingkuhan bagi Anak
 Perselingkuhan memiliki dampak terhadap anak sebagai berikut:
1. Korban dari perselingkuhan orang tua, maka yang paling menderita adalah anak. Bila suami istri berselingkuh saat anak sudah dewasa, mungkin akibat perselingkuhan tidak akan terlalu berpengaruh pada si anak. Bila anak masih kecil, dampaknya tentu sangat terasa. Hal ini akan membuat si anak menjadi bingung dan merasa tidak nyaman karena keluarga sudah tidak bisa menjadi contoh yang baik. Anak bisa saja membenci orang tua yang selingkuh, dan hal itu tidak jarang terjadi pada keluarga yang berselingkuh.
2. Kebencian seorang anak terhadap orang tua bisa menimbulkan akibat lain, salah satunya adalah kelainan seksual. Misalnya, seorang anak perempuan membenci ayahnya yang telah menyakiti perasaan si ibu. Anak tersebut bisa saja membenci kaum pria dan kemudian beralih menyukai sesama jenis.
3. Orang tua adalah contoh bagi si anak. Bila orang tua berselingkuh, hal ini tentu bukan contoh yang baik. Namun, seorang anak bisa saja "mencontoh" hal ini ketika sudah berumah tangga. Bukan tidak mungkin si anak akan berpikir "orang tuaku saja pernah berselingkuh, berarti tidak apa-apa bila aku juga berselingkuh."
4. Akibat perselingkuhan yang lain adalah si anak bisa sangat tertekan, stres, atau depresi. Perasaan tertekan seperti ini bisa membuat si anak menjadi lebih pendiam, jarang bergaul, dan prestasi sekolahnya akan merosot.
5. Anak sebagai korban perselingkuhan orang tuanya tak selalu menjadi pendiam. Sebaliknya, seorang anak bisa menjadi pemberontak. Jiwa labil seorang anak yang sedang depresi bisa menggiringnya ke dalam pergaulan yang salah. Misalnya seks bebas, narkoba, atau bahkan kriminal.
Faktor-faktor terjadinya perselingkuhan
Pertama, ada peluang dan kesempatan. Bekerja di sebuah kantor ternama
dengan posisi menjanjikan, ditemani sekretaris cantik dan seksi yang kesehariannya berpakaian mini dan ketat adalah peluang yang paling sering menjerumuskan seorang bos pada perselingkuhan. Pertemuan berlangsung terus menerus mengakibatkan hubungan pun begitu inten. Sekretaris umumnya mendampingi bos baik di kantor maupun di luar kantor, kadang terjebak pada rutinitas yang semakin membawanya pada rutinitas pelecehan seks dan berujung pada perselingkuhan.
Kedua, konflik dengan istri. Hubungan kurang harmonis dengan istri menjadi alasan paling sering diungkapkan pihak laki-laki untuk mencari kesenangan di luar. Apalagi jika konflik rumah tangga itu berakhir dengan pertengkaran hebat, akan sulit untuk mendamaikannya. Sementara kebutuhan seks datang tak terduga. Lambat-laun muncul hasrat untuk melampiaskannya di luar. Dalam masyarakat modern umumnya rumah tangga dibangun atas dasar gengsi baik karena alasan keluarga ningrat atau sebagai kaum the have. Mereka pandai menutup-nutupi borok yang terjadi di rumah tangganya, namun masing-masing pasangan mencari pelampiasan nafsunya di hotel-hotel atau berkumpul bersama teman selingkuhnya.
Ketiga, seks tidak terpuaskan. Para psikiater mengakui, banyak gangguan mental dan saraf bermula dari problema seksual. Gangguan-gangguan seksual juga bisa menimbulkan berbagai macam penyakit psikosomatik, berujung pada gangguan kesehatan fisik. Sehingga kesehatan emosional bergantung kepada suatu pengelolaan yang bijaksana dari aspek seksual.
Keempat, abnormalitas atau animalistis seks. Saat ini menjamur videovideo porno yang bisa didapatkan dengan harga relatif murah. Banyak suami sembunyi-sembunyi menonton tanpa sepengetahuan istri. Dia akhirnya mendapat informasi cara hubungan seks ala Barat serba vulgar dan cenderung tidak manusiawi (animalistis). Dia berharap dapat mengajak istri melakukannya seperti dilihatnya tadi, namun apa yang terjadi, banyak istri yang lugu kaget dengan keinginan suaminya itu. Tak sedikit yang berontak karena merasa tidak etis, suami sudah dirasuki seks ala binatang itu, akhirnya harus kecewa berat dan mencari pelampiasan di luar. Hal ini di antara salah satu abnormalitas seks berakibat ketidakcocokan di tempat tidur. Ada juga kasus, ketika sang suami merasa tidak puas berhubungan seks selang sehari. la memintanya hampir sehari tiga kali. Kasus ini juga mungkin disebabkan praktek-praktek seks yang sebelumnya dipanasi oleh tontonan kurang beradab itu.
Kelima, iman yang hampa. Kosongnya iman adalah penyebab semua perilaku buruk. Begitu pula badai rumah tangga, merupakan bukti keroposnya bangunan iman. Iman akan menjamin seseorang tetap di jalur kebenaran karena orang beriman merasa segala tingkah lakunya diperhatikan Allah maka tidak mungkin seseorang beriman melakukan perselingkuhan (perzinaan) atau berbuat yang mendekatkan diri pada perzinaan.14
Keenam, karena hilangnya rasa malu. Malu sebagian dari iman. Iman dan rasa malas seperti gula dengan manisnya atau garam dengan asinnya, yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Sekalipun pembahasan iman di atas dinilai cukup, namun untuk lebih lengkap, rasa malu pun perlu dibahas lebih rinci.
Cara mengatasi perselingkuhan
Pertama, bertakwa kepada Allah dan menumbuhkan sikap bahwa Allah selalu mengawasinya. Hal ini akan menenangkan jiwa untuk mendapatkan kepuasan, menjaga diri mengumbar pandangan. Sesungguhnya Allah Maha melihat sesuatu yang gaib bagi-Nya nyata, dan sesuatu yang rahasia jelas bagi-Nya.
Kedua, merendahkan pandangan atau berpura pura tidak melihat. Orang yang merendahkan pandangannya, atau berpura-pura tidak melihat (wanita) berarti telah menaati Allah menenangkan hatinya, memelihara agamanya dan menyelamatkan gangguan yang menyeret pada terjerumusnya pandangan. Pepatah mengatakan: "menahan pandangan lebih mudah dari pada mendawamkan dukacita." Selain itu, merendahkan pandangan menumbuhkan kedekatan dengan Allah, keteguhan hati dan kegembiraan. Sebaliknya mengumbar pandangan, dapat melemahkan dan menyedihkan hati. Di samping itu, merendahkan pandangan, memupuk hati jadi kuat dan berani, mewariskan daya firasat yang benar dan membendung masuknya syetan ke dalam hati.
Ketiga, membiasakan merasa puas terhadap pemberian Allah. Jika seseorang membiasakan merasa puas, dia akan mendapat jalan menuju kepada kebahagiaan.
Keempat, melihat orang yang lebih rendah dalam urusan materi (duniawi) dan melihat orang yang lebih tinggi dalam urusan agama dan segala kemuliaan. Inilah sebagai ukuran yang hakiki sebagai alat banding kemuliaan. Pandangan inilah yang membukakan mata manusia untuk mensyukuri nikmat Allah, sekaligus menghantarkannya untuk berterima kasih dan mengutamakan orang yang mendampingi dalam hidupnya.
Kelima, memahami benar makna kecantikan dan ketampanan bukan satu-satunya faktor yang dapat merealisasikan kebahagiaan. Hamd menyuruh pembaca mencoba merenungkan kata-katanya: Anda misalnya menikah dengan ratu kecantikan sedunia tetapi antara Anda dan isteri Anda (sebagai ratu kecantikan) itu sama sekali tidak ada kesepahaman, keserasian, cinta, kasih sayang, lalu apa yang Anda manfaatkan dari kecantikan isteri Anda itu.
Kesimpulan
Perselingkuhan suami adalah suatu perbuatan suami yang tidak jujur atau bohong kepada diri sendiri dan atau pihak lain, dilakukan secara sembunyi-sembunyi melakukan hubungan dengan wanita lain sehingga kehidupannya berada dalam suasana yang tidak tenang. Karakteristik perselingkuhan adalah hubungan yang bersifat rahasia.
Perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada anggota keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap, lemahnya dasar cinta, komunikasi yang kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi yang kurang stabil, dan kurang mampu membuat penyesuaian diri.
Penyebab terjadinya perselingkuhan adalah ada peluang dan kesempatan, konflik dengan istri, seks tidak terpuaskan, abnormalitas atau animalistis seks,iman yang hampa, dan  karena hilangnya rasa malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H