Cara mengatasi perselingkuhan
Pertama, bertakwa kepada Allah dan menumbuhkan sikap bahwa Allah selalu mengawasinya. Hal ini akan menenangkan jiwa untuk mendapatkan kepuasan, menjaga diri mengumbar pandangan. Sesungguhnya Allah Maha melihat sesuatu yang gaib bagi-Nya nyata, dan sesuatu yang rahasia jelas bagi-Nya.
Kedua, merendahkan pandangan atau berpura pura tidak melihat. Orang yang merendahkan pandangannya, atau berpura-pura tidak melihat (wanita) berarti telah menaati Allah menenangkan hatinya, memelihara agamanya dan menyelamatkan gangguan yang menyeret pada terjerumusnya pandangan. Pepatah mengatakan: "menahan pandangan lebih mudah dari pada mendawamkan dukacita." Selain itu, merendahkan pandangan menumbuhkan kedekatan dengan Allah, keteguhan hati dan kegembiraan. Sebaliknya mengumbar pandangan, dapat melemahkan dan menyedihkan hati. Di samping itu, merendahkan pandangan, memupuk hati jadi kuat dan berani, mewariskan daya firasat yang benar dan membendung masuknya syetan ke dalam hati.
Ketiga, membiasakan merasa puas terhadap pemberian Allah. Jika seseorang membiasakan merasa puas, dia akan mendapat jalan menuju kepada kebahagiaan.
Keempat, melihat orang yang lebih rendah dalam urusan materi (duniawi) dan melihat orang yang lebih tinggi dalam urusan agama dan segala kemuliaan. Inilah sebagai ukuran yang hakiki sebagai alat banding kemuliaan. Pandangan inilah yang membukakan mata manusia untuk mensyukuri nikmat Allah, sekaligus menghantarkannya untuk berterima kasih dan mengutamakan orang yang mendampingi dalam hidupnya.
Kelima, memahami benar makna kecantikan dan ketampanan bukan satu-satunya faktor yang dapat merealisasikan kebahagiaan. Hamd menyuruh pembaca mencoba merenungkan kata-katanya: Anda misalnya menikah dengan ratu kecantikan sedunia tetapi antara Anda dan isteri Anda (sebagai ratu kecantikan) itu sama sekali tidak ada kesepahaman, keserasian, cinta, kasih sayang, lalu apa yang Anda manfaatkan dari kecantikan isteri Anda itu.
Kesimpulan
Perselingkuhan suami adalah suatu perbuatan suami yang tidak jujur atau bohong kepada diri sendiri dan atau pihak lain, dilakukan secara sembunyi-sembunyi melakukan hubungan dengan wanita lain sehingga kehidupannya berada dalam suasana yang tidak tenang. Karakteristik perselingkuhan adalah hubungan yang bersifat rahasia.
Perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada anggota keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap, lemahnya dasar cinta, komunikasi yang kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi yang kurang stabil, dan kurang mampu membuat penyesuaian diri.
Penyebab terjadinya perselingkuhan adalah ada peluang dan kesempatan, konflik dengan istri, seks tidak terpuaskan, abnormalitas atau animalistis seks,iman yang hampa, dan  karena hilangnya rasa malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H