Keterbatasan lain juga banyak dikeluhkan siswa di seluruh Indonesia seperti keterbatasan mereka untuk dapat membeli paket internet agar dapat terkoneksi internet. Sistem pendidikan Indonesia sendiri berada pada kegalauan para siswa mengenai sistem pembelajaran guru yang hanya banyak memberikan tugas tugas dan tugas kepada siswanya. Biasanya guru memantau keaktifan  siswanya satu persatu setiap hari pada jam pelajaran namun, sekarang para guru tidak lagi mengetahui apakah siswa mereka sudah mengerti atau belum bahkan merasa kesulitan atau tidak dalam proses penerimaan materi.
Sistem pembelajaran dari rumah juga mengurangi interaksi antara siswa yang satu dengan siwa lainnya. Sebenenarnya interaksi inilah yang dibutuhkan siswa sebagai bekal pembelajaran sosial agar mereka dapat berinterasi dengan baik kelak jika terjun kedua kerja. Sistem pendidikan Indonesia sendiri sebelum masa pandemic covid-19 dilakukan seperti biasanya yaitu dengan cara tatap muka dan berinteraksi langsung antar sesma guru dan murid namun cara ini saja dirasa belum cukup sebagai bekal siswa untuk terjun didunia kerja.Â
Jika kita mengibaratkan sistem pendidikan Indonesia, di ibaratkan dengan berenang di dalam kolam renang dengan satu gaya renang. Sedangkan untuk dapat berenang di lautan lepas yang diibaratkan dunia kerja, kita membutuhkan berbagai gaya renang dan adaptasi yang luarbisa hebat yang tidak bisa didapatkan ketika seorang siswa hanya belajar didalam rumah tanpa berinteraksi antar sesama  untuk dapat membangun hubungan relasi yang baik.
Ketidaksiapan orang tua dalam membimbing anak-anaknya untuk  melaksanakan proses pembelajaran tidak luput dari permasalahan yang timbul pada sitem pendidikan Indonesia masa pandemik covid-19. Tidak sedikit orangtua yang gagal teknologi bahkan sama sekali tidak terbiasa memegang dan mengoprasikan smartphone dan akhirnya untuk dapat menunjang pendidikan anaknya agar dapat terus dilakukan, mereka sampai rela pergi ketetangga atau masyarakat terdekat untuk dapat membantu mereka dalam mengoprasikan smartphone.Â
Faktor keterjangkauan sinyal dan tidak semua siswa yang mempunyai ponsel  juga tidak luput dari perhatian sebagai salah satu permasalahan pembelajaran yang dilakukan dari rumah. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada saja siswa yang hidup di pelosok pedesaan dan tidak terjangkau oleh sinyal yang baik sehingga secara terpaksa mereka tidak mendapatkan pendidikan yang secara maksimal.sebagai contoh guru yang berda di pelosok  Ciamis harus rela berjalan kaki menyusuri perbukitan untuk sampai kerumah muridnya dan memberikan pembelajaran di rumah atau home visit.
Semua itu mereka lakukan dengan ikhlas dan sebagai rasa tanggung jawab menjadi seorang guru agar siswa-siswa mereka tetap bisa mendapatkan pendidikan secara merata dan tidak tertinggal oleh faktor keadaan. Dengan demikian, tenaga pendidik yang suka rela pergi dari satu tempat ketempat lain dengan tujuan mengajar atau home visit tidak menutup kemungkinan akan lebih besar beresiko tertular covid-19 dan  beresiko pula untuk dapat menularkan virus tersebut keberbagai siswa dan kelurga siswa yang mereka kunjungi yang dapat nimbulkan permasalahan baru.
Sistem penilaian yang dirasa tidak efektif sepanjang pembelajaran dari rumah pada masa pandemic covid-19 ini. Guru memberikan soal sebagai salah satu penilaian  untuk para muridnya, namun pada sitem penilaian ini bisa saja murid mengerjakan soal dengan cara copy paste atau bisa pula yang mengerjakan adalah orang lain karena guru tidak dapat melihat dan memantau secara efektif selama proses pembelajaran dan penilain online.Â
Sistem pembelajaran dari rumah tidak selancar yang diharapkan, pada saat pembelajaran bersifat online kadang sering terjadi pengunduran waktu belajar dikarenakan bebrapa faktor seperti kurangnya komunikasi antar guru dan siswa dan kadang terjadi gangguan lain seperti rusaknya laptop atau batrai ponsel yang kehabisan daya. Tidak jarang jika terjadi pengunduran waktu belajar sehingga terasa lebih lambat.
Borosnya kuota internet  terkadang banyak dikeluhkan oleh para siswa, dalam satu minggu mereka menghabiskan waktu sekitar 5 hari efektif belajar dan selama lima hari tersebut mereka semua harus siaga terhubung dalam  jaringan internet. Terdapat beberapa siswa yang kadang masih merasa sulit untuk membeli paket internet sehingga mereka merasa susah untuk mengikuti pembelajaran online.
Banyak hal yang ada di rumah yang dapat menarik perhatian siswa seperti musik, suara adik atau kakak yang sedang berada dalam satu rumah yang sama, hewan peliharaan bahkan mainan  sehingga mereka tidak fokus dalam menerima materi pada pembelajaran online.  Tidak jarang ketika sedang berlangsung kegiatan belajar online, orang tua memanggil sehingga fokus siswa kembali terbagi. Sebenarnya ini bisa saja diantisifasi oleh siswa sehingga dapat tetap fokus meski sistem pembelajaran dilakukan dirumah dan online.Â
Semua masalah tentu memiliki solusinya, sama sperti permasalahan yang timbul pada  sistem pembelajaran online guna mengantisifasi penularan virus covid-19 yang sedang melanda dunia. Sistem pembelajaran online diadakan sebagai salah satu kebijakan pemerintah namun, dalam penerapannya menimbulkan permasalahan tersendiri. Semoga pendidikan ditengah pandemik virus covid-19 ini dapat terus terlaksanakan sesuai kurikulum dan standar pendidikan nasional yang ada di Indonesia, dan tujuan pendidikan yang sesungguhnya dapat terus berjalan serta, pandemik covid-19 segera berakhir dan semua aktivitas termasuk sistem pendidikan Indonesia dapat kembali seperti semula.