Mohon tunggu...
Widia Hapi
Widia Hapi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Personal Blog

Selanjutnya

Tutup

Trip

Wow! Kehidupan Menarik di Kampung Naga, Jawa Barat

19 September 2022   12:47 Diperbarui: 19 September 2022   13:17 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Menumbuk Padi. Dokpri

Dokpri
Dokpri

Di hari kedua, setelah sarapan kami pun berkeliling desa melihat beberapa aktivitas yang biasanya dilakukan oleh warga. Selain itu, kami pun diperkenankan untuk mencoba kegiatan-kegiatan tersebut seperti menumbuk padi, mengerjakan kerajinan tangan (anyaman), membersihkan kolam ikan, membersihkan lingkungan, dll. 

Menariknya, kegiatan-kegiatan itu mereka kerjakan setiap hari dan saya melihat rasa kebersamaan dan gotong royong mereka sangat tinggi. Kejadian ini berbeda halnya dengan masyarakat perkotaan dimana mereka cenderung mempunyai kesibukan masing-masing dan jarang berkumpul untuk melakukan sebuah rutinitas yang dilakukan dengan warga lainnya setiap hari. 

Lalu, kami juga bermain-main di sungai yang sangat jernih dan bersih. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari seorang warga disana bahwa mereka sangat menjaga kebersihan sungai agar terbebas dari sampah dan menyebabkan polusi air.

Kegiatan Menumbuk Padi. Dokpri
Kegiatan Menumbuk Padi. Dokpri

Kegiatan selanjutnya adalah jalan-jalan ke sebuah bukit didampingi oleh pemandu wisata lokal. Beliau mengatakan bahwa terdapat hutan yang konon tidak boleh didatangi atau dikenal dengan sebutan "hutan terlarang". 

Lokasi tempat tersebut berdekatan dengan "makam kramat" dimana belum ada satu orang pun yang datang kesana. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai sebab dan akibat memang beliau tidak memberikan keterangan yang detail hanya saja warga setempat tidak ada yang berani melanggar ketentuan tersebut. 

Mendengar pernyataan itu seolah menjadi suatu misteri yang membuat penasaran namun kami juga tidak ingin bertanya-tanya lebih dalam. Kemudian, kami kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat dan makan siang bersama.

Pada malam terakhir, kami berkumpul di Balai Desa dan melakukan diskusi dengan Kepala Suku dan beberapa orang perwakilan warga. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh setiap kelompok untuk mengetahui lebih banyak tentang ekosistem daerah setempat. 

Setelah kurang lebih 1 jam berlangsung, kami melakukan doa bersama dan mengucapkan rasa terima kasih kepada warga desa. Lalu, kami segera kembali ke kamar untuk packing barang-barang dan melakukan persiapan untuk pulang esok hari.

Sebelum kembali ke Jakarta, kami mengunjungi souvenir shop untuk membeli oleh-oleh berupa makanan dan kerajinan tangan warga setempat. Pada beberapa toko kami dapat melihat proses pembuatan kerajinan tangan bahkan diperbolehkan untuk mencoba. Perjalanan dari rumah warga menuju area parkir bus sekitar 10-15 menit menaiki ratusan anak tangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun