Pembelajaran dengan metode "out from class" secara sederhana dapat digambarkan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan metode pemilihan ruang pembelajaran di luar kelas. Â Bisa di lapangan terbuka, Â di obyek-obyek permainan, Â dan dimana saja yang penting tidak berada di ruang kelas seperti model pembelajaran konvensional selama ini.Â
Pembelajaran konvensional yang menempatkan ruang kelas sebagai tempat satu -satunya kegiatan pembelajaran, Â sudah waktunya untuk ditinggalkan. Â Siswa sudah sangat jenuh, bosan, dan sebenarnya mungkin juga stress.
Duduk berjam -jam mendengarkan ceramah guru ditambah dengan udara panas dan pengab, Â sungguh sebenarnya bukan merupakan ruang pembelajaran yang ideal. Bagaimana siswa mau berprestasi bila mereka dalam mengikuti pembelajaran dalam keadaan yang tidak nyaman dan penuh dengan kebosanan?
Banyak guru juga terjebak pada pola penguasaan kelas yang keliru. Bahkan bisa dikatakan fatal dari aspek analisa psikologis siswa. Â Bayangkan saja dalam kondisi ruang pembelajaran di kelas yang kaku kadang ditambah dengan tekanan guru yang berat dengan pemberian tugas dan pekerjaan yang banyak masih ditambah dengan amarah bila tidak patuh dan disiplin tentu semakin menyiksa anak didiknya.Â
Suasana pembelajaran yang buram begini sayangnya sampai dengan saat ini  masih saja menjadi model pembelajaran utama yang terus dipakai dan dipertahankan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah kita.
Lalu bagaimana sebaiknya agar pembelajaran menjadi lebih menarik, dapat dinikmati dengan rileks, nyaman, dan disenangi siswa ? Tidak ada pilihan lain sebenarnya guru dapat belajar dari karakteristik psikologis yang mengitari dunia para peserta didiknya.Â
Seiring dengan perkembangan jaman, generasi peserta didik sekarang ini sudah sangat berbeda dengan generasi peserta didik tahun-tahun sebelumnya. Kemajuan teknologi, perkembangan informasi, pastinya sudah tidak lagi relevan bila peserta didik terus diajak dalam suasana pembelajaran yang masih monoton dan konvensional.Â
Inovasi, kreasi, dan eksplorasi terus menerus guru untuk menciptakan model pembelajaran dan mendesain metoda pembelajaran yang lebih "fress" , segar dan baru bagi peserta didik adalah tuntutan mutlak yang harus diperhatikan guru jaman milenial ini.
Salah satu metoda yang dapat dipilih adalah mulai meninggalkan pola pembelajaran kaku di dalam kelas. Guru sebaiknya mulai bersedia untuk berinovasi mencari suasana pembelajaran yang menyegarkan. Bisa saja pembelajaran dilakukan sambil bermain di obyek wisata alam misalnya.Â
Bayangkan perbedaannya, guru matematika yang mengajar di dalam kelas dengan pola duduk seperti biskota, kemudian kita bandingkan dengan guru yang mengajar matematika tetapi sambil mengajak siswa bermain di luar kelas, pasti peserta didik akan mengapresiasi guru yang melakukan pembelajaran dengan metoda penggabungan antara pembelajaran materi ajar sambil bermain.Â
Tentu saja, pemilihan metode pembelajaran "out from class" ini tidak bisa dilakukan asal di luar kelas begitu saja. Desain pembelajaran mulai dari perencanaan, skenario, pelaksanaan dan evaluasi, harus tetap secara profesional dipersiapkan dengan baik dan mengacu pada pedoman teoritik penyusunan metoda pembelajaran yang akuntabel.
Pilihan pembelajaran "out from class" dapat dimengerti sebagai terobosan solusi untuk menjawab suasana kejenuhan dan kepenatan peserta didik selama ini yang terus terkungkung dengan pola pembelajaran yang sudah semestinya tidak dipertahankan sebagai model pembelajaran baku.Â
Hanya saja pemilihan pembelajaran "out from class" ini membutuhkan perencanaan yang benar-benar matang. Dikaji dengan serius, detail, terukur dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan analisa dan tindak lanjut.Â
Harapannya dengan model pembelajaran yang lebih kreatif, menarik dan menyenangkan ini akan menjadi modal utama guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan lebih menarik dan mudah diterima peserta didik.Â
Suka atau tidak suka, pembelajaran memang harus direformasi. Pembelajaran yang lama, tidak ada salahnya untuk kita hadirkan keberanian untuk direorientasi, dan bila mana perlu harus ditinggalkan segera.Â
Petak kelas bukanlah satu-satunya tempat dan ruang untuk belajar. Ruang belajar sangat terbuka luas. Dimana saja, dan bahkan kapan saja, tergantung dari desain guru dalam merancangnya.Â
Desain yang kreatif, inovatip dan memiliki unsur kebaruan tentu akan lebih optimis menciptakan hasil belajar yang bermutu ketimbang pola pembelajaran konvensional yang seharusnya sudah tidak relevan dipergunakan.Â
Tetapi semua kembali kepada bagaimana para praktisi pembelajar itu menyikapinya. Pembelajar yang masih berasumsi bahwa yang penting materi disampaikan lalu selesai tanpa memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didiknya, tentu inovasi dan kreasi tidak lagi perlu untuk diupayakan. Namun bila semangat pembaruan menjadi kebutuhan, maka pola lama yang tidak lagi urgen memang sudah waktunya ditinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H