Pilihan pembelajaran "out from class" dapat dimengerti sebagai terobosan solusi untuk menjawab suasana kejenuhan dan kepenatan peserta didik selama ini yang terus terkungkung dengan pola pembelajaran yang sudah semestinya tidak dipertahankan sebagai model pembelajaran baku.Â
Hanya saja pemilihan pembelajaran "out from class" ini membutuhkan perencanaan yang benar-benar matang. Dikaji dengan serius, detail, terukur dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan analisa dan tindak lanjut.Â
Harapannya dengan model pembelajaran yang lebih kreatif, menarik dan menyenangkan ini akan menjadi modal utama guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan lebih menarik dan mudah diterima peserta didik.Â
Suka atau tidak suka, pembelajaran memang harus direformasi. Pembelajaran yang lama, tidak ada salahnya untuk kita hadirkan keberanian untuk direorientasi, dan bila mana perlu harus ditinggalkan segera.Â
Petak kelas bukanlah satu-satunya tempat dan ruang untuk belajar. Ruang belajar sangat terbuka luas. Dimana saja, dan bahkan kapan saja, tergantung dari desain guru dalam merancangnya.Â
Desain yang kreatif, inovatip dan memiliki unsur kebaruan tentu akan lebih optimis menciptakan hasil belajar yang bermutu ketimbang pola pembelajaran konvensional yang seharusnya sudah tidak relevan dipergunakan.Â
Tetapi semua kembali kepada bagaimana para praktisi pembelajar itu menyikapinya. Pembelajar yang masih berasumsi bahwa yang penting materi disampaikan lalu selesai tanpa memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didiknya, tentu inovasi dan kreasi tidak lagi perlu untuk diupayakan. Namun bila semangat pembaruan menjadi kebutuhan, maka pola lama yang tidak lagi urgen memang sudah waktunya ditinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H