Mohon tunggu...
Widia EkaPutri
Widia EkaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer dan Kesiapsiagaan Bela Negara

26 Juni 2024   12:09 Diperbarui: 26 Juni 2024   12:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modul 1 Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

  • Identitas Buku : Ditulis dan diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Berjumlah 62 Halaman.

  • Kepengarangan :  Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Ikhtisar 

Merupakan bahan ajar pelatihan dasar CPNS yang disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan terhadap wawasan kebangsaan, kesadaran bela Negara dan Sistem Administrasi NKRI. Melalui modul ini, peserta latihan diharapkan dapat mampu memantapkan wawasan kebangsaan, menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara dan mengimplementasikan Sistem Administrasi NKRI. 

Kelebihan dan Kekurangan 

Kelebihan dari Modul 1 menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Susunan materi ditulis dengan sistematis sehingga pembaca dapat dengan mudah mencari materi yang diinginkan (dimulai dengan ringkasan umum dan diakhir bab ada rangkuman). Sementara itu, kekurangan dari modul 1 adalah tidak ada identitas buku di awal modul.

Kesimpulan

Modul 1 dapat membekali peserta pelatihan dasar CPNS dengan materi wawasan kebangsaaan, kesadaran bela negara dan sistem administrasi NKRI yang komprehensif.  Modul diawali dengan sejarah pergerakan bangsa indonesia yang menunjukkan Kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini juga menunjukkan para pemimpin bangsa mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok atau golongan. Setelah itu, modul memberikan pemaparan materi wawasan kebangsaan yang komprehensif dari pengertian; konsensus dasar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI; dan jatidiri atau identitas NKRI yaitu Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Pada bab selanjutnya modul membahas mengenai nilai-nilai bela negara. Sama seperti pada bab wawasan kebangsaan, pada bab ini juga dimulai dengan sejarah bela negara yaitu peristiwa Agresi Militer Belanda II. Dari pemaparan peristiwa sejarah, dipaparkan konsep ancaman dan dan kewaspadaan dini yang memperlihatkan bahwa bangsa indonesia tidak luput dari potensi ancaman sehingga dibutuhkan kewaspadaan dini untuk mencegahnya menjadi ancaman dengan sikap dan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai bela Negara yaitu cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal Bela Negara. 

Kemudian, bab selanjutnya membahas tentang Sistem administrasi NKRI yang terbentuk dari sejarah panjang dan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Dalam sistem administrasi NKRI terdapat nilai-nilai persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang berlandaskan Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Sistem Administrasi NKRI. 

Modul 2 Analisis Isu Kontemporer

  • Identitas Buku : Diterbitkan oleh LAN pada tahun 2019 di Jakarta berjumlah 263 halaman. ISBN : 978-602-7594-37-1

  • Kepengarangan : 

  1. Prof. Dr. Irfan Idris, M.A;

  2. Yogi Suwarno, MA., Ph.D

  3. Dr. Bayu Hikmat Purwana, M.Pd;

  4. Kolonel Sus Dendi T

  5. Said Imran, SH., MH

  6. Bogie Setia Perwira Nusa, S.H., S.H.I., M.H., M.Si., M.AP

  7. Triatmojo Sejati, ST, SH, M.Si

Ikhtisar 

Merupakan bahan ajar pelatihan dasar CPNS yang disusun untuk memahami konsep perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis. Melalui modul ini, peserta latihan diharapkan dapat mampu menjelaskan konsep perubahan lingkungan strategis, mengidentifikasi isu-isu strategis kontemporer dan menerapkan teknik analisis isu-isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan modul yaitu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Susunan materi ditulis dengan sistematis sehingga pembaca dapat dengan mudah mencari materi yang diinginkan. Terdapat gambar yang dapat meningkatkan minat membaca bagi audiens dan memudahkan pemahaman materi. Sedangkan kekurangannya adalah di awal bab tidak ada ringkasan umum dan di akhir bab tidak ada rangkuman. Padahal kedua hal ini dapat membantu pembaca.

Kesimpulan

Modul 2 membahas perubahan lingkungan strategis meliputi konsep perubahan; modal insani untuk menghadapi perubahan (modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal etika dan modal kesehatan); isu-isu strategis kontemporer diantaranya (korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi massal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax) serta teknik analisis isu. Terdapat tiga kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Environmental Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis. Dalam menganalisis isu dapat menggunakan teknik mind mapping, fishbone diagram, dan analisis SWOT. 

Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), materi modul ini sangatlah berguna untuk membekali diri dalam menghadapi perubahan dan tantangan di era globalisasi. Perubahan adalah keniscayaan yang harus dihadapi, dan cara kita menyikapinya akan menentukan kesuksesan kita. Modul ini menekankan pentingnya pengembangan diri, baik dalam hal modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, dan kesehatan fisik/jasmani. Di era globalisasi yang penuh dengan perubahan cepat, massif, dan kompleks, CPNS harus siap menghadapi berbagai isu strategis kontemporer seperti korupsi, narkoba, terorisme, radikalisme, pencucian uang, proxy war, cyber crime, hate speech, dan hoax. Untuk itu, CPNS perlu memiliki kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif untuk merumuskan solusi yang tepat dan terukur. Dengan memahami materi modul ini secara mendalam, CPNS dapat menjadi pelayan publik yang profesional, adaptif, dan mampu berkontribusi dalam membawa kemajuan bangsa di tengah era globalisasi.

Modul 3 Kesiapsiagaan Bela Negara

  • Identitas Buku : Diterbitkan oleh LAN pada tahun 2019 di Jakarta berjumlah 289 halaman. ISBN : 978-602-7594-38-8

  • Kepengarangan : 

  1. Kolonel Inf Sammy Ferrijana;

  2. Bambang Suhartono, S.Sos, ME;

  3. Sandra Erawanto, SSTP, M.Pub. Pol.

Ikhtisar Buku 

Merupakan bahan ajar pelatihan dasar CPNS yang disusun untuk memahami kerangka bela negara dalam Latsar CPNS dan dasar- dasar kesiapsiagaan bela negara, menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara.

Kelebihan dan Kekurangan 

Kelebihan modul ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Susunan materi ditulis dengan sistematis sehingga pembaca dapat dengan mudah mencari materi yang diinginkan. Disertai langkah aktual yang dapat membuat pembaca menjadi lebih mudah untuk memahami materi dan mengaplikasikannya secara tahapan demi tahapan. Sedangkan kekurangan modul ini adalah di awal bab tidak ada ringkasan umum dan di akhir bab tidak ada rangkuman. Padahal kedua hal ini dapat membantu pembaca.

Kesimpulan

Modul 3 membahas kerangka kesiapsiagaan bela negara yang meliputi konsep kesiapsiagaan bela negara, dan manfaat kesiapsiagaan bela negara. Dibahas juga kemampuan awal bela negara yang meliputi kesehatan jasmani dan mental, kesiapsiagaan jasmani dan mental, etika, etiket dan moral serta kearifan lokal. Pada bab selanjutnya dibahas mengenai rencana aksi bela negara yang meliputi program rencana aksi dan penyusunan rencana aksi bela negara. pada bab terakhir dibahas kegiatan kesiapsiagaan bela negara diantaranya baris berbaris dan tata upacara, keprotokolan, kewaspadaan diri, membangun tim dan caraka malam dan api semangat bela negara. 

Modul 3 Kesiapsiagaan Bela Negara memberikan pemahaman mendalam bagi CPNS tentang peran strategis mereka dalam menjaga kedaulatan bangsa. Dengan memahami konsep, manfaat, kemampuan awal, rencana aksi, dan kegiatan kesiapsiagaan bela negara, CPNS dapat menjadi abdi negara dan abdi rakyat yang tangguh, berkarakter, dan siap berkontribusi untuk kemajuan bangsa.

PENUTUP

Di era yang penuh ketidakpastian dan kompleksitas ini, yang sering disebut sebagai dunia VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous), kita dihadapkan pada berbagai ancaman yang menuntut kemampuan analisis isu-isu kontemporer serta kesiapan untuk menghadapi perubahan yang terjadi dengan modal insani yang kuat. Modal insani, yang mencakup kemampuan intelektual, emosional, dan keterampilan praktis, menjadi kunci utama dalam menangani tantangan zaman ini. Dalam konteks Indonesia, menghadapi perubahan dan isu-isu kontemporer memerlukan pemahaman mendalam tentang wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah gempuran berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

Permasalahan utama yang dihadapi dalam penerapan wawasan kebangsaan dan bela negara di Indonesia adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Banyak yang belum memahami pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, isu-isu kontemporer seperti korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, pencucian uang, proxy war, serta kejahatan komunikasi massa (cyber crime, hate speech dan hoax) semakin memperparah kondisi ini. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Disisi lain, narkoba dapat mengancam ketahanan nasional. Radikalisme dapat mengancam integritas nasional, sementara hate speech dan hoax dapat merusak kepercayaan publik dan mengganggu stabilitas sosial. sementara itu, pencucian uang dapat mengancam stabilitas perekonomian dan merusak integritas sistem keuangan.

Tantangan yang dihadapi dalam upaya mengatasi permasalahan ini sangat kompleks. Pertama, ada tantangan pendidikan dan penyuluhan. Sistem pendidikan yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan bela negara secara efektif. Kurikulum yang ada seringkali tidak relevan dengan kebutuhan zaman atau tidak mampu menarik minat generasi muda. Kedua, tantangan teknologi dan informasi. Di era digital, arus informasi bergerak sangat cepat dan seringkali tidak dapat dikendalikan, sehingga penyebaran hoax dan propaganda negatif menjadi lebih mudah dan lebih cepat menyebar. Ketiga, tantangan sosial dan budaya. Berbagai perbedaan etnis, agama, dan budaya di Indonesia bisa menjadi potensi konflik jika tidak dikelola dengan baik, namun juga bisa menjadi kekuatan jika diarahkan dengan benar.

Untuk mengatasi permasalahan dan tantangan ini, diperlukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pertama, dalam bidang pendidikan, perlu ada revisi kurikulum yang lebih fokus pada penanaman nilai-nilai kebangsaan dan bela negara sejak dini. Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dengan metode yang lebih aplikatif, kreatif dan inovatif agar dapat menarik minat siswa. Selain itu, program-program ekstra kurikuler yang mengajarkan kepemimpinan, kerja sama, dan cinta tanah air juga harus ditingkatkan. Kedua, pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk melawan penyebaran hoax dan propaganda negatif. Literasi digital harus ditingkatkan agar masyarakat dapat memilah informasi dengan bijak dan tidak mudah terprovokasi. Ketiga, dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya, diperlukan pendekatan inklusif yang menghargai keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Dialog antarbudaya dan antar agama harus terus didorong untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.

Kesiapsiagaan bela negara juga menjadi aspek penting dalam menghadapi isu-isu kontemporer. Ini bukan hanya tentang kesiapan militer, tetapi juga kesiapan seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam mempertahankan kedaulatan negara. Program bela negara harus mencakup pelatihan dan edukasi yang melibatkan masyarakat luas, sehingga setiap warga negara merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mempertahankan negara. Pemerintah perlu memperkuat koordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk memastikan kesiapsiagaan yang komprehensif, mulai dari aspek fisik, mental, hingga spiritual.

Menghadapi era VUCA membutuhkan upaya kolaboratif dan terintegrasi dari seluruh elemen masyarakat. Dengan membangun generasi yang tangguh melalui penanaman wawasan kebangsaan, kesiapsiagaan bela negara, dan kemampuan analisis isu kontemporer, Indonesia dapat lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di masa depan. Masyarakat yang memiliki modal insani yang kuat akan mampu beradaptasi dengan cepat, mengatasi berbagai ancaman, dan tetap menjaga keutuhan serta kedaulatan negara di tengah dinamika global yang terus berubah. Modal insani yang kuat menjadi kunci utama dalam menjaga kedaulatan bangsa dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun