Mohon tunggu...
Widhi Setyo Putro
Widhi Setyo Putro Mohon Tunggu... Sejarawan - Arsiparis di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan ANRI

Menyukai sejarah khususnya yang berhubungan dengan Sukarno “Let us dare to read, think, speak, and write” -John Adams

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan lagi Menyebut Jalan Otto Iskandar Dinata Menjadi Otista

8 Maret 2023   11:56 Diperbarui: 8 Maret 2023   12:11 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua anggota PPKI kemudian tepuk tangan dan berdiri menyanyikan Lagu Indonesia Raya, disusul dengan seruan "Hidup Bung Karno" sebanyak 3 kali.


Setelah merdeka, Otto Iskandar Dinata menjabat sebagai Menteri Negara di kabinet pertama tahun 1945. Ia bertugas mempersiapkan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari laskar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. Akan tetapi ia gugur ketika mengemban tugas tersenut. Beberapa referensi menyebut bahwa ia diculik oleh salah satu laskar yang bermarkas di Tangerang, pada 19 Desember 1945, dan dibawa ke Pantai Mauk. Ia diperkirakan terbunuh akan tetapi jenazahnya belum ditemukan hingga detik ini.

Karena jasa-jasanya Otto Iskandar Dinata kemudian diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keppres RI Nomor 088/TK/Tahun 1973, pada 6 November 1973. Selain itu, gambarnya juga diabadikan pada satu sisi mata uang pecahan 20.000.

Demikian, peranan tokoh Otto Iskandar Dinata yang lahir pada bulan Maret ini tepatnya pada 31 Maret 1897. Yang namanya masih sering kita singkat menjadi otista.

Uang pecahan 20.000 dengan gambar Otto Iskandar Dinata. Sumber: Wikipedia
Uang pecahan 20.000 dengan gambar Otto Iskandar Dinata. Sumber: Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun