***
"Aku ingin memperbaiki ibadahku kawan. Tapi aku tak ingin ibadahku nanti bukan hanya sebatas ritualitas belaka, tapi memiliki esensi serta kaya akan arti."
"Kalau begitu, cuma satu pesanku. Kau akan mencapai titik itu, ketika kau mampu melakukan ibadah yang paling berat".
"Ibadah yang paling berat? Apa itu kawan?"
"Temukanlah dulu olehmu. Cari dengan akalmu. Jalani dengan tubuhmu. Jika telah kautemukan, beritahu aku."
***
Percakapan berakhir. Dia meninggalkanku yang termangu. Berfikir, apa kiranya maksud dari ucapannya? Seperti apakah ibadah terberat itu?
***
Kuputuskan untuk menjawabnya dengan pengalamanku.
***
Kumulai risetku dengan Sholat Dhuha. Di tengah kesibukanku, kucoba untuk meluangkan waktu.