Mohon tunggu...
Aan Widhi Atma
Aan Widhi Atma Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kultur Pesimis di tengah Komitmen Reklamasi

1 Maret 2016   16:37 Diperbarui: 1 Maret 2016   16:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya di tahun 2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan uji sampel terhadap sedikitnya 100 penderita yang diduga terkontaminasi langsung bahan berbahaya dan beracun (B3). Uji sampel juga dilakukan terhadap air dari ratusan sumur, fasilitas irigasi dan limbah rumah tangga di Sembilan titik. Pada penelitian tersebut diambil 100 sampel dari warga yang menderita penyakit kulit dan gemetar (tremor) akibat kram, serta gangguan jaringan otak. Jenis penyakit ini paling mungkin terjadi akibat pencemaran limbah B3 (www.kompas.com).

Di tahun yang sama hasil penelitian tim independen Center for Biodiversity Environment Study (CBES) juga menyebutkan bahwa dampak penggunaan merkuri di KSB dinilai sudah berada di atas ambang batas terutama bagi yang bersentuhan langsung dengan aktivitas pengolahan emas tersebut. Penelitian CBES dilakukan dengan mengambil sampel kuku dan rambut dari mereka yang bersentuhan langsung dengan pengolahan emas di berbagai tempat. Sampel juga diambil dari masyarakat dekat dengan aktivitas gelondong atau pengolahan emas. Selain itu pengambilan sampel juga melibatkan wanita dan anak-anak serta masyarakat yang berada jauh dari aktivitas gelondong.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) KSB, sedikitnya di tahun 2014 ada 843 mesin gelondong yang menggunakan Merkuri (www.sumbawabaratnews.com). Sementara dengan jelas bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang penggunaan merkuri dalam aktivitas pengolahan hasil tambang mineral logam emas.

Tidak main-main, limbah B3 dari mesin gelondong ini menyebabkan pencemaran lingkungan, khususnya udara di tengah masyarakat. Kembali, penulis masih merekam Pidato Kyai Zul saat laporan pertanggung jawaban Bupati tahun 2013 (progress report) di halaman Graha Fitrah yang menegaskan bahwa pencemaran udara akibat ‘bisnis gelondong’ itu ikut mencemari dirinya. Hasil Tes Laboratorium dari sebuah Rumah Sakit terkenal menyebutkan bahwa kadar mercuri terdeteksi di tubuhnya.

Sungguh ironis, disaat PT. NNT tengah melakukan upaya reklamasi dan revegatasi pasca tambang dengan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001, disisi lain aktivitas tambang rakyat tanpa AMDAL terus merajalela di bumi tempat PT. NNT berdiri. Salah satu komponen penting yang menjadi pusat dari penerapan SML adalah kebijakan lingkungan. Kebijakan Lingkungan yang ditandatangani Senior Vice President dan General Manager Operations merupakan komitmen terhadap setiap operasi dan fasilitas tambang Newmont Asia Pasifik (APAC). Kita bisa berbangga dengan itu. Katakanlah PT. NNT berhasil dengan upaya reklamasinya tetapi dampak PETI terhadap lingkungan seakan berjalan tanpa solusi. Lantas apa gunanya keberhasilan di satu sisi tetapi kegagalan diaspek lain yang lebih utama?

Meretas Kultur Pesimis

Jika dicermati kultur pesimis tersebut berawal dari tidak konsistennya komitmen kita untuk melawan aktivitas tambang yang merusak lingkungan. Kita mengabaikan ancaman ini karena terlena dengan tawaran ekonomis sesaat yang jauh lebih terasa mengenyangkan perut. Uang dengan mudah didapat sementara dampak negatif lingkungan perlahan menggerogoti alam kita. Sebagian dari kita masih bersikukuh, tak ada pengaruh merkuri yang dirasakan langsung, toh keluarga kita tetap sehat dan perekonomian pun semakin meningkat. Kita lupa bahwa akumulasi dari perilaku negatif itulah yang akan menjadi boomerang bagi anak cucu kita kelak. Oleh karena itu dibutuhkan skenario solusi yang masif untuk meretasnya.

Langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah terus menyuarakan pentingnya pengelolaan tambang yang ramah lingkungan. Ya, teruslah bersuara agar lingkungan kita tersadarkan bahwa di luar sana ada oknum-oknum yang sengaja telah merusak lingkungan tempat tinggal kita.

Penulis juga menaruh apresiasi terhadap kegiatan ‘NewmontBootcamp, Mengenal Dunia Tambang di Lokasinya’ yang  diadakan setiap tahunnya. Sustainable Mining Bootcamp merupakan program edukasi bagi masyarakat umum untuk melihat langsung proses penambangan dan aktivitas masyarakat di sekitar area tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Melalui program yang disampaikan secara transparan ini, peserta akan mengikuti dengan lengkap praktek-praktek penambangan terbaik dan bertanggung jawab yang dilakukan sejak batuan ditambang, diproses, pemantauan terhadap lingkungan, hingga persiapan penutupan tambang. Peserta juga akan tinggal dan merasakan langsung kehidupan masyarakat di desa-desa sekitar area tambang, serta mengunjungi daerah-daerah wisata di Kabupaten Sumbawa Barat

Dengan menceritakan kepada dunia melalui tulisan-tulisan generasi muda di media sosial agar mengenal kegiatan reklamasi tambang secara langsung merupakan salah satu skenario solusi jangka panjang untuk meretas kultur pesimis tadi. Upaya ini tidak boleh berhenti. Jangan biarkan kultur pesimis itu mengikat generasi masa depan Indonesia dan menguburkan komitmen reklamasi yang telah diikrarkan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun