Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Litani yang Tak Disengaja

31 Juli 2017   21:53 Diperbarui: 2 Agustus 2017   10:57 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lady In Bed. Artwork of Jozsef Rippl-Ronai (1891). Oil on canvas. | the-athenaeum.org

"Apa maumu?"
"Diam, Pak Tua. Aku mau meringankan kegiatan sakratul mautmu."

Pencuri mencucukkan bunga karang, mencelupkannya dalam air berbuih
Lalu mencelupkannya ke mulut Yang Sakit

"Sudah selesai, Bodoh."
Si Sakit menampiknya
Ia menggeleng pada bir yang tak sesedap biasanya
Hanya asam
Mungkin sebentar lagi kedaluwarsa

Tak lama ia wafat
Diiringi lantunan litani
Kanon antara tokek dan Sang Pencuri
Yang mendaras tanpa sekali pun mendamba surga

Kata mereka,"Tuhan kami tak bisa berdoa. Tapi kabulkanlah doa kami."

Kali ini Tokek memproduksi birama empat perempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun