Mohon tunggu...
Widayat Wsb
Widayat Wsb Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Punya keahlian khusus memilih pete diantara tumpukan sambel goreng kentang.\r\nMampu menghabiskan beberapa macam lauk tanpa menggunakan nasi ataupun minuman.\r\nBlog: http://wonosobokemekelen.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialog Imajiner Dengan Dirjen Pajak

4 Maret 2016   16:25 Diperbarui: 4 Maret 2016   16:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Benar sudah selesai, tidak ada yang mau disampaikan lagi?”, Bapak Dirjen bertanya dengan nada bergurau memancing tawa hadirin.

“Cukup Pak. Saya rasa jatah waktu saya sudah habis. Eh tapi anu Pak?”.

“Nah. Gue bilang juga ape”, lagi-lagi kalimat Pak Dirjen yang sok kebetawi-betawian membuat seisi gedung tertawa.

“Saya titip pesan Pak. Barangkali nanti di DJP akan dibentuk suatu eselon atau unit yang membidangi masalah keamanan atau K9 atau yang semacam ini atau Bapak memerlukan pengawal pribadi, saya titip teman saya in Pak. Dia sangat cocok. Jiwa centengnya sangat kuat karena memang bawaan orok. Saya yakin jika name tag Bapak nyemplung ke got, tanpa diperintah dia akan langsung masuk gorong-gorong untuk mengambilnya”.

“Eh kamu ada masalah dengan temanmu ini? Kok dari tadi kalimatmu pedas gitu?” Pak Dirjen memotong kalimatku.

“Emang kalimat saya terdengar seperti orang sentimen ya Pak? Maaf kalau begitu. Mungkin saya hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk sedikit menegur perilakunya Pak. Dan memang saya agak sedikit sentimen sih Pak. Sekian saja Pak. Sekali lagi mohon maaf.”.

“Ya sudah. Saya cukup mengerti dan bisa menangkap ide yang kamu kemukakan. Tapi kalau idemu terpakai dan saya perlu penjelasan lebih lanjut kamu tidak keberatan kalau saya panggil kan?”.

“Tentu saja tidak Pak. Saya selalu siap sedia. Saya bahkan akan menyampaikan ide-ide lain buat Bapak. Ide yang tidak mungkin saya sampaikan lewat forum ini karena masalah keterbatasan waktu. Saya benar-benar menunggu panggilan dari Bapak.”.

“Cukup ya. Terima kasih atas ide yang kamu sampaikan. Oke Mas moderator, silahkan lanjut !”, Pak Dirjen mengakhiri sesi pertanyaan dar peserta.

Temenku bangkit dari kursinya. Wajahnya yang tadinya berwarna merah padam kini sudah berubah keungu-unguan akibat tingginya konsentrasi darah di kepalanya. Rahangnya terlihat mengeras. Aku khawatir lidahnya putus tergigit giginya sendiri atau geliginya pecah karena gemeletuk giginya yang saling beradu terlalu keras.

Hari itu aku tidak tahu mana yang lebih memuaskanku. Berbicara langsung dengan DJP 1 atau berhasil memancing emosi temanku yang satu ini ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun