"Siap setuju."
"Nah, begitu seharusnya."
Pada kesempatan tersebut saya memperlihatkan alat untuk bermain hajar aswad untuk membangun karakter gotong royong sesuai dengan salah satu profil pelajar Pancasila dalam kurikukum merdeka.
"Anak-anak ini adalah alat untuk memperagakan cara meletakkan hajar awsad, Insyaa Allah suatu saat kita mainkan dalam kegiagan LDKS."
Sesi berikutnya saya bercerita dengan media wayang tentang pentingnya bersyukur. Dua wayang menggambarkan sosok Si Botak dan Si Belang dan satu wayang menggambarkan sosok Si Buta. Â Kisah yang bersumber dsri Kitab Sahih Bukhori-Muslim ini sangat disukai anak-anak.
Si Botak dan Si Belang tadinya amat miskin kemudian Allah memberikan kekayaan berlimpah tetapi sayang keduanya tidak mau bersedekah maka Allah mengembalikan keduanya pada keadaan semula yaitu kembali miskin. Sedangkan Si Buta senang bersedekah maka Allah meridoi dan melipatgandakan kekayaannya.
Bagaimana cerita tadi?"
"Asyik."
"Menarik, Ustadz."
"Siapa yang ingin mengikuti jejak Si Botak dan Si Belang?" Tak satu pun anak yang menjawab maupun mengangkat tangan
"Siapa yang ingin meniru Si Buta?"