Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Review Tema Pembelajaran untuk PTS

22 Februari 2023   10:35 Diperbarui: 22 Februari 2023   10:40 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada minggu ke- 3 bulan ini peserta didik SMP di DKI Jakarta sebagian sedang melaksanakan PTS (Penilaian Tengah Semester) genap. Sebelum tiba hari "H" para guru menyampaikan review materi yang telah disampaikan. Salah satu tujuannya agar peserta didik mengingat kembali materi yang pernah dipelajarinya.

"Bu Dewi siapa yang sebaiknya memberikan review mata pelajaran bahasa Indonesia?"

"Bapak aja ya."

"Ok siap."

Sesaat kemudian saya menuju ruang guru untuk menyampaikannya via zoom. Review bahasa Indonesia disampaikan via zoom tidak seperti pelajaran lain sebelumnya  karena pada hari Rabu, 23 Februari 2023 ini sekolah sedang kedatangan tim penilai Lomba Sekolah Sehat (LSS).

"Selamat siang anak-anak."

"Selamat siang Pak."

"Untuk PTS semester genap ini materinya adalah teks ulasan, teks persuasif dan teks drama, mari kita mulai."

"Siap Pak."

"Agar suasananya lebih hidup dan kalian semua aktif saya akan menggunakan metode tanya jawab, mohon semua menghidupkan kameranya. Apakah kalian sudah siap?"

"Sudah Pak."

"Ok, Syifa. Apakah yang dimaksud dengan teks ulasan?"

"Teks ulasan adalah teks yang berisi ulasan terhadap suatu obyek. Obyek tersebut bisa berupa benda, buku, film atau karya-karya lainnya."

"Bagus, sekarang Andin. Apa manfaat belajar teks ulasan?"

"Manfaat belajar teks ulasan antara lain menambah pemahaman, melatih bersikap kritis dan melatih sikap menghargai."

"Tepat sekali, sekarang Ebil. Sebutkan langkah-langkah mengulas buku?"

"Langkah-langkah mengulas buku yaitu menuliskan identitas buku, membuat orientasi, membuat sinopsis dan ...lupa Pak."

Ok, Ganendra, tolong tambahkan jawaban Ebil!"

"Baik Pak, membuat analisis, membuat evaluasi dan memberikan rekomendasi."

"Apakah betul jawaban Ebil dan Ganendra anak-anak?"

"Betul Pak."

"Baik, sekarang Arya. Apa saja yang sebaiknya dituliskan pada langkah identitas jika kita mengulas buku?"

"Yang sebaiknya dituliskan pada langkah identitas adalah judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit dan jumlah halaman."

"Ok, benar, sekarang giliran Putra. Apa yang dimaksud orientasi pada mengulas buku?"

"Orientasi berisi penjelasan tentang keberadaan buku tersebut, misalnya buku tersebut 'bestseller,' pernah mendapatkan penghargaan atau bahkan pernah difilmkan."

"Ok, berikutnya Ros. Apakah yang dimasud dengan sinopsis pada langkah mengulas buku?"

"Sinopsis artinya membuat ringkasan dari buku yang sedang diulas."

"Bagus, sekarang Fani. Apa yang dimaksud analisis pada langkah mengulas buku?"

"Analisis artinya menjelaskan unsur-unsur yang membangun buku fiksi tersebut misalnya alur, tokoh dan penokohan, latar, tema dan amanat buku fiksi tersebut."

"Ok, selanjutnya Syakira. Apa gang dimaksud evaluasi pada langkah menygulas buku?"

"Evalusai artinya memberikan uraian tentang kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut."

"Mantap, selanjutnya Andira. Apa yang dimaksud rekomendasi pada langkah mengulas buku?"

"Rekomendasi artinya menyarankan kepada orang lain untuk membaca atau tidak membaca buku tersebut, membeli atau tidak membeli buku tersebut berdasarkan 5 langkah yang telah dilakukan sebelumnya."

"Ok, sekarang Bima. Kaidah kebahasan apa saja yang digunakan pada teks ulasan?"

"Kaidah kebahasaan yang digunakan pada teks ulasan antara lain menggunakan konjungsi penerang, misalnya kata bahwa, yaitu, yakni, dll."

"Keren, sekarang giliran Sinta. Kaidah kebahasaan apa lagi?"

"Menggunakan konjungsi temporal, misalnya kata akhirnya dan sejak."

"Ok, sekarang Ardit. Kaidah kebahasaan apa lagi?"

"Menggunakan konjungsi penyebaban misalnya kata sebab dan oleh karena itu."

"Baik, sekarang Naomi. Kaidah Kebahasaan apa lagi?"

"Menggunakan ungkapan saran Pak, misalnya menggunakan kata harus dan

hendaknya."

"Ok, Astri. Buatlah kalimat menggunakan kata bahwa!"

"Pak Guru mengatakan bahwa belajar mengulas buku itu penting."

"Iya bagus, Wajihan lanjutkan kalimat tersebut!"

"Dengan mengulas buku akan melatih kita berpikir kritis."

"Iya lanjutkan kalimat berikutnya ...

"Berpikir kritis merupakan salah satu Profil Pelajar Pancasila yang ingin diwujudkan pemerintah."

"Apakah masih ada yang mau membuat satu kalimat lagi?:

"Saya Pak."

"Ok, silalan Arsyad."

”Profil Pelajar Pancasila sangat diperlukan untuk membangun bangsa Indonesia."

”Sekarang marilah kita baca bersama-sama beberapa kalimat yang sudah dibuat oleh teman-temanmu."

Secara bersama-sama peserta didik membacanya:

"Pak Guru mengatakan bahwa belajar mengulas buku itu penting. Dengan mengulas buku akan melatih kita berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu Profil Pelajar Pancasila yang ingin diwujudkan pemerintah. Profil Pelajar Pancasila sangat diperlukan untuk membagun bangsa Indonesia."

"Bagus anak-anak. Itulah cara membuat kata menjadi kalimat kemudian disusun menjadi paragraf dengan menggunakan konjungsi penerang yaitu kata bahwa."

"Terimakasih Pak."

"Pak Guru yakin kalian pasti bisa juga membuat kata-kata lainnya menjadi kalimat dilanjutkan menjadi paragraf, betul begitu."

"Betul Pak."

"Terima kasih anak-anak, kalian hebat. Tetap semangat dan jaga kesehatan.”

”Terima kasih Pak."

"Baik anak-anak mari kita lanjutkan mereview teks persuasi."

"Apakah kalian  sudah  siap?"

"Sudah Pak."

"Aurel, apakah yang dimaksud dengan teks persuasi?"

"Teks persuasi adalah teks yang berisi ajakan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu."

"Bagus, giliran Fico. Sebutkan struktur teks persuasi!"

"Struktur teks persuasi terdiri dari  pengenalan isu, rangkaian argumen, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali."

"Yasmin, apakah pengenalan isu itu?"

"Pengenalan isu adalah penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan."

"Kenes, apa yang dimaksud dengan rangkaian argumen?"

"Rangkian argumen adalah  sejumlah pendapat penulis terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya."

"Fakhirah, berisi apakah pernyataan ajakan?"

"Pernyataan ajakan berisi dorongan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu."

"Aris, apakah penegasan kembali itu?"

"Penegasan kembali adalah pengulangan dari pernyataan sebelumnya sebagai penekanan, biasanya ditandai dengan kata-kata seperti dengan demikian, oleh karena itu dan demikianlah."

"Bagus Aris, sekarang Cintya. Kaidah kebahasaan seperti apa yang digunakan pada teks persuasi?"

"Menggunakan kata ajakan, menggunakan kata kerja imperatif, menggunakan kata istilah, menggunakan kata kerja mental dan menggunakan konjungsi argumentatif."

"Apa kata kerja imperatif itu Cintya?"

"Kata kerja imperatif yaitu kata kerja yang bersifat memerintah atau memberikan komando."

"Contoh kata kerja imperatif dalam kalimat seperti apa?"

"Dilarang merokok!"

"Wah kamu benar-benar sudah paham tentang kata kerja imperatif. Kamu anak pintar."

"Terimakasih Pak."

"Yuk kita langsung mereview tema teks drama!"

"Yuuk." Jawab peserta didik serentak

"Resya, apakah teks drama itu?

"Teks drama adalah teks cerita berbentuk dialog untuk dipentaskan."

"Olin, sebutkan ciri-ciri teks drama!"

"Ciri-ciri teks drama yaitu berupa cerita, berbentuk skenario, untuk dipentaskan."

"Berikutnya Jonathan, sebutkan struktur teks drama!"

"Struktur teks drama terdiri dari prolog, dialog, dan epilog."

"Giliran berikutnya Fauzi, sebutkan kaidah kebahasaan pada teks drama!"

"Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu, contohnya mula-mula, sekarang, dan

kemudian."

"Bagus, sekarang giliran Cantika kaidah kebahasaan apa lagi?"

"Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, contohnya: menghadap, menyuruh, dan menyingkirkan."

"Ok baik, sekarang William. Kaidah kebahasaan apa lagi?"

"Menggunakan kata sifat seperti gagah, bersih, dan ramai."

"Benar jawabanmu. Sekarang  Ello, apakah masih ada kaidah lainnya?"

"Masih Pak,  yaitu menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang diinginkan  seperti mendambakan, mengalami, dan mengharapkan."

"Siapa yang bisa membuat kalimat menggunakan kata mendambakan?"

"Saya Pak."

"Silakan Ataani!"

"Ello mendambakan gadis yang baik hatinya."

"Cie-cie Ello."

"Hai Ataani, ngaco lue."

"Lha semua laki-laki kan juga begitu Ello."

"Iya, tapi jangan bawa-bawa nama gue dong."

"Lihat tuh, semua ngeliatin ke gue."

"Ok deh, maaf-maaf Ello."

"Ello, kamu nggak boleh sewot. Ayo balas dong membuat kalimat atau paragraf untuk Ataani."

"Ok, siapa takut."

"Attani mendambakan seorang gadis desa yang baik hatinya seperti Cinderella. Tetapi sayang di desa tidak ada gadis seperti Cinderella. Adanya Si Inem pelayan seksi."

"Huuuu, swit-swit."

Suasana zoom meeting pun menjadi riang gembira. Tiada dendam tiada nestapa.

"Demikian anak-anak review hari ini. Majulah pendidikan Indonesia. Majulah anak-anak Indonesia."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun