Wisma Nusa Dua tempat Reza dan Lita mengikat janji suci.
Halaman luas. Gedung megah. Ornamen indah. Rumput dan tanaman hijau. Lokasi strategis. ItulahDengarkanlah wanita pujaanku
Hari ini akan kusampaikan
Hasrat suci kepadamu
Dengarkanlah kesungguhan ini
Aku ingin mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir
Ahad pagi. Mobil pengantin parkir di depan rumah. Saya dipercaya mewakili keluarga calon pengantin perempuan.
"Pak Haji ikut di mobil Pak Herman ya?" Kata Pak Erus
"Iya, siap Pak."
"Jangan langsung ke gedung utama tapi gedung di belakangnya."
"Baik Pak Erus."
"Nanti tim rias akan mendandani Pak Haji."
"Lha emang pengantinnya siapa?"
"Panitia memintanya begitu, wakil keluarga calon pengantin memakai baju beskap."
"Waduh bakalan ribet deh nih, dibedakin segala ya?"
"Nggaklah Pak, hanya kostumnya saja."
"Okelah kalau begitu."
Di dalam mobil kami ngobrol ngalor ngidul, ngetan bali ngulon. Pak Herman emang jago mancing omongan. Mulai dari hal sepele hingga yang rumit-rumit. Mulai dari makanan hingga ngomongin tarif hotel berbintang. Mulai dari ngomongin calon pengantin wanita yang cantik jelita dan calonnya yang ganteng nggak ketulungan hingga tempat resepsi yang bertabur bunga.
Dua puluhan menit kemudian kami sudah tiba di lokasi. Sesuai pesan panitia kami menuju gedung bagian belakang untuk dirias. Di dalam gedung tim perias pengantin luar biasa sibuk. Lebih dari 12 orang dari keluarga calon pengantin pria dan wanita menunggu giliran.
"Tolong Pak Haji di dahulukan." Kata Pak Erus kepada tim rias pengantin
"Silakan Pak langsung ke dalam."
"Maaf, Bapak memakai celana pendek?" Tanya Neng perias yang masih belia
"Pakai dong."
"Kalau begitu celana panjangnya dibuka ya Pak?"
"Waduh, digulung aja ya Neng ada karet gelang kan?"
"Adanya peniti Pak."
"Wah jangan peniti saya sudah pengalaman ketusuk peniti."
Neng perias tampak kerepotan mencari karet gelang meskipun akhirnya mendapatkannya. Dengan sabar Neng perias memakaikan kain, baju beskap, blangkon, selop dan terakhir keris di bagian belakang pinggang.
"Mohon semua bersiap-siap acara akan dimulai." Suara MC mengingatkan
Saya menuju gedung utama langsung berdiri paling depan di samping ayahnya Lita. Rombongan dari kedua belah pihak mengular hingga keluar gedung. Musik gamelan menambah romantis.
Wakil keluarga calon pengantin pria maju ke depan satu langkah dari rombongan, MC menyodorkan mikrofon (pelantang) kemudian menyampaikan maksud dan tujuan hadir di situ. Saya mewakili keluarga calon pengantin wanita menjawab sesuai arahan keluarga Lita. Gayung bersambut. Keluarga calon pengantin wanita menerima dan menyetujui maksud dan tujuan calon pengantin pria.
Kirab calon pengantin menuju tempat akad nikah dengan adat jawa dimulai. Kedua calon pengantin berjalan sangat pelan mengikuti irama gending, sesekali ditimpa suara dhalang. Suasana sangat syahdu.
Ayat-ayat suci Al Quran berkumandang, sari tilawah mengiringi. Calon pengantin wanita meminta restu orang tuanya. Bulir-bulir air mata menetes, tangispun pecah. Hadirin terharu sebagian menutup dan mengusap wajah dengan tisu. Dengan suara serak dan patah-patah Lita meminta restu untuk diijinkan menikah dengan lelaki pilihannya. Arjuna yang telah mengisi relung hatinya.
Penghulu memeriksa dokumen, menanyakan identitas kepada para saksi. Ijab kabul dilakukan. Penghulu berkata, "Sah." Hadirin dan tamu undangan serentak menjawab, "Sah." Alhamdulillah, Â kedua orang tua mempelai sujud syukur. Hati kedua insan berbunga-bunga. Kecupan mesra pengantin pria mendarat di kening pengantin wanita. Kameramen berebut mengabadikan momen indah nan sakral ini dengan senyum ceria.
Penghulu menyampaikan khutbah nikah, hadirin mendengarkan. Doa dipanjatkan hadirin mengaminkan. Mempelai bergandengan tangan menuju ruang rias untuk berganti busana. Hadirin dan tamu undangan sabar menunggu sambil mencicipi hidangan yang tersedia.
Kirab pengantin menuju pelaminan dimulai ditingkah suara gending lagu-lagu jawa mengiringi. Semua yang hadir larut dalam suasana bahagia. Kedua insan telah memenuhi sunah nabinya, Nabi Muhammad saw. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Aamiin Aamiin YRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H