murid-muridnya. Pada pembelajaran paradigma baru proses asesmen menerapkan pola pikir bertumbuh. Pola pikir bertumbuh adalah pola pikir yang mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu dampak pada pembelajaran ini adalah penekanan akan pentingnya umpan balik terhadap pencapaian tujuan belajar murid.
Dalam proses pembelajaran hampir semua guru pernah memberikan umpan balik kepadaUmpan balik yang tepat akan berpengruh pada motivasi belajar murid. Pemberian umpan balik dilakukan untuk membangun kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir pembelajaran. Lantas, bagaimanakah cara melakukan umpan balik yang tepat?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita pahami dulu apakah umpan balik itu? Umpan balik adalah komentar atau respon terhadap hasil karya dan proses belajar murid yang relevan dengan teknik penilaian formatif yang diberikan. Umpan balik menggambarkan apa saja yang sudah dicapai dan apa saja yang seharusnya dilakukan lebih baik dalam mencapai kompetensi yang dimaksud.
Selain itu, umpan balik juga berisi saran terkait strategi apa saja yang dapat diterapkan oleh murid untuk membantu meningkatkan hasil belajar yang telah ditargetkan. Umpan balik sangat diperlukan baik bagi murid maupun guru untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan. Umpan balik juga dapat dilakukan antarmurid.
Guru dapat memberikan umpan balik, baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan kondisi yang ada. Guru didorong untuk melakukan umpan balik secara interaktif dengan murid. Guru juga dapat memberikan umpan balik dengan cara mencontohkan jika murid memerlukan contoh bagaimana cara melakukan sesuatu. Umpan balik dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, setelah melakukan penilaian, atau setelah murid selesai mengerjakan tugas. Guru sebaiknya memberikan umpan balik sesegera mungkin agar murid dapat memberikan peningkatan hasil pembelajaran yang diharapkan.
Ada pun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan umpan balik adalah fokus, bermakna, adaptif, dan spesifik.
Fokus artinya umpan balik harus terpusat pada isi yang relevan dengan kriteria tugas, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran. Bermakna maksudnya adalah umpan balik tidak hanya sebatas skor berupa angka atau nilai, tetapi juga deskripsi terkait pencapaian murid dan motivasi terkait apa yang perlu ditingkatkan. Jadikan respon murid terhadap umpan balik sebagai indikator mengenai ketepatan umpan balik yang diberikan.
Adaptif, maksudnya adalah memberikan umpan balik sesuai dengan karakteristik murid, jenis, dan kompleksitas tugas, serta jenis kesalahan. Pemberian umpan balik berupa ucapan “bagus, keren atau masih kurang baik” belum dapat memberikan informasi yang jelas bagi murid.
Spesifik, maksudnya adalah sampaikanlah secara lebih khusus informasi tentang apa yang telah murid lakukan dengan baik, dan apa yang mungkin masih perlu diperbaiki. Sampaikan juga apa yang murid lakukan secara berbeda dari sebelumnya.
Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik adalah dengan menggunakan tangga umpan balik yaitu tingkatan pemberian umpan balik yang terdiri dari klarifikasi, nilai, perhatian, saran, dan apresiasi.
Tangga pertama yaitu klarifikasi, maksudnya adalah guru meminta kepada murid untuk memberikan penjelasan terhadap tugas atau interaksi yang dilakukan murid pada proses pembelajaran. Tangga kedua adalah nilai, pada tahap ini guru memberikan komentar kekuatan yang terlihat pada pencapaian murid.
Tangga ketiga adalah perhatian, maksudnya adalah komentar yang dapat diberikan dalam bentuk ungkapan jika ada hal yang kurang sesuai atau kurang lengkap dan menjadi perhatian guru. Tangga keempat adalah saran, maksudnya adalah guru memberikan saran, pendapat yang dapat dilakukan oleh murid untuk perkembangan belajar yang berkelanjutan.
Tangga kelima adalah apresiasi, maksudnya adalah memberikan pujian atas usaha yang telah dilakukan murid. Pujian sebaiknya diberikan secara khusus atau terinci terhadap pencapaian murid.
Dialog berikut merupakan contoh penerapan tangga umpan balik. Di kelas empat, seorang guru melakukan pembelajaran IPAS dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut; 1) murid dapat mengidentifikasi urutan siklus air. 2) murid dapat mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengukur ketercapaian pembelajaran tersebut guru melakukan asesmen dimana murid dapat menunjukkan pemahaman mengenai pengaruh siklus air dalam presentasi dan pameran karya. Dalam pameran karya, salah seorang murid menampilkan karya berupa poster sebagai berikut:
Berdasarkan hasil karya tersebut guru dapat memberikan umpan balik seperti pada dialog berikut:
“Jadi, berdasarkan postermu itu dapat disimpulkan bahwa siklus air dimulai dari penguapan air laut. Apakah benar begitu?” (klarifikasi)
“Iya betul sekali Bu, seperti yang tertulis pada poster dan penjelasan saya saat presentasi tadi.”
“Postermu sudah bagus, alurnya sudah sesuai dengan tahapan dalam siklus air. (nilai)
“Terima kasih Bu.”
“Ibu lihat kamu menggunakan gambar panah untuk menggambarkan proses siklus.” (perhatian)
“Iya Bu, tanda itu saya gunakan untuk mempermudah orang lain memahami alurnya.”
“Menurutmu adakah yang perlu ditambahkan pada postermu?”
“Apa ya, sepertinya sudah cukup Bu.”
“Hm, bagaimana jika ditambahkan nomor pada setiap tahapan siklus, Nak?” (saran)
“Wah bisa Bu. Saya pikir itu akan membuat orang lain lebih mudah memahami alurnya. Nanti akan saya tambahkan.”
“Selamat ya Nak, kamu telah menunjukkan karya kreatif dan sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Pasti kamu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.” (apresiasi)
“Terima kasih Bu.”
Guru juga dapat mengeksplorasi pertanyaan lain yang bertujuan serupa, sebaiknya sesuaikan sapaan dan kalimat yang digunakan dengan kondisi dan situasi murid serta lingkungan sekolah.
Umpan balik tidak harus selalu diberikan oleh guru. Umpan balik juga dapat diberikan oleh taman sebaya atau peer feedback, bahkan oleh murid sendiri atau self feedback. Dengan begitu murid dapat belajar mengelola umpan balik orang dewasa dan juga teman-temannya.
Penilaian diri dapat mendorong murid menjadi pembelajar mandiri. Untuk melakukan umpan balik antarteman atau penilain diri guru perlu menyiapkan daftar ceklist atau panduan untuk membantu murid. Namun sebelumnya kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa panduan tersebut memuat dengan jelas aspek-aspek agar murid dapat melakukan umpan balik mandiri dan umpan balik antarteman.
Beberapa contoh pemberian umpan balik antarteman dan penilaian diri yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah; 1) murid saling mengoreksi tugas berdasarkan kriteria yang telah disepakati atau ditentukan oleh guru. 2) murid dalam satu kelompok menilai kelompok lainnya. 3) murid menilai tugasnya sendiri dengan menggunakan daftar ceklis dan menyampaikan alasan hasil penilaian dirinya kepada guru atau temannya. Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H