Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Topik 1: Merdeka Belajar

11 Desember 2022   23:10 Diperbarui: 11 Desember 2022   23:12 5670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai shalat Jum’at di Masjid Jami’ At-Taqwa, teman-teman guru ngobrol tentang pembuatan aksi nyata untuk melengkapi pelatihan mandiri kurikulum merdeka.

“Pak Yudha sudah membuat aksi nyata apa belum?” Tanya Pak Wahyu.

“Belum Pak Wahyu, saya masih bingung.”

“Kalau Pak Wahid?”

“Saya juga belum.”

“Pak Joko bagaimana?”

“Sama, saya juga belum begitu paham.”

“Teman saya sudah membuat tapi ditolak, kenapa ya?”

Dari percakapan tersebut saya kemudian mencari tahu ke beberapa teman. Setidanya ada 4 hal yang menyebabkan aksi nyata ditolak. Pertama, tidak sesuai dengan panduan. Kedua, kurang lengkap. Ketiga, terindikasi plagiat. Keempat, dokumentasi yang diunggah tidak sesuai.


Lantas bagaimana agar tidak ditolak? Pastikan bahwa kita memahami tujuan belajar topik merdeka belajar. Komunikasikan pemahaman tersebut kepada audiens sasaran yaitu murid, teman sejawat, orang tua murid atau komunitas lainnya yang menurut kita perlu memahami hal tersebut. Membuat dokumentasi penyebaran pemahaman merdeka belajar misalnya dalam bentuk presentasi, video, poster, booklet, bisa juga dalam bentuk lagu atau puisi, dll.

“Oh, jadi nggak harus video ya?”

“Ya nggak Pak Yudha.”

“Wah kalau begitu mah mudah sepertinya.”

“Jangan sepertinya, ayo segera beraksi.”

“Ok, terimakasih penjelasannya.”

“Sebaiknya tanya lagi ke orang yang lebih mengerti.”

“Itu kan pemahaman saya yang mungkin salah.”

 Apakah kurikulum merdeka itu? Kurikulum merdeka adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan Kemdikbudristek untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kurikulum merdeka menjadi langkah awal untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

Menurut Direkorat Sekolah Dasar Direktorat Jenderal PAUD Diknas dan Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten belajar akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Kapan kurikulum merdeka dibelakukan? Mulai tahun ajaran 2022/2023 ini kurikulum merdeka menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih secara sukarela oleh satuan Pendidikan. Tiga jalur telah disiapkan Kemdikbudristek untuk membantu kesiapan setiap satuan pendidikan, yaitu mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.  Keunggulan kurikulum merdeka antara lain lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, lebih relevan dan interaktif. Salah satu langkah kita sebagai pendidik adalah bagaimana  memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.

Oleh karena itu diperlukan aksi nyata untuk memahami kurikulum merdeka ini. Aksi nyata tersebut diawali dengan menyebarkan pemahaman tentang merdeka belajar. Pada tahap ini yang perlu dilakukan guru adalah:

  • Mengenal dan memahami diri sebagai pendidik.
  • Mendidik dan mengajar.
  • Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh.
  • Mendidik dan meraih kecerdasan budi pekerti.
  • Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.

Modul 1: Mengenal dan memahami diri sebagai pendidik

  • Mengenal karakteristik dan kebutuhan murid, mendidik harus ada kesadaran dari dalam diri untuk terus belajar.
  • Membantu murid mengenal dirinya agar dapat mandiri dan merdeka dalam belajar.
  • Sebagai guru harus dapat adaptif terhadap perubahan.
  • Sebagai guru harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam belajar.

Modul 2: Mendidik dan mengajar

  • Pengajaran merupakan salah satu dari bagian pendidikan; mengajar adalah salah satu bagian dari mendidik.
  • Pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur kebudayaan.
  • Pendidikan berfokus pada orientasi kognitif menyebabkan perkembangan kecakapan emosional murid terabaikan.
  • Pendidikan tidak sekedar memberikan pengetahuan namun mendidik keterampilan berfikir dan mengembangkan kecerdasan batin murid.
  • Sebagai guru harus dapat adaptif terhadap perubahan.
  • Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa.

Modul 3: Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh

  • Pendidikan yang bergerak secara dinamis sehingga menyesuaikan keadaan yang bergerak berubah begitu cepat.
  • Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda.
  • Cara mendidik dan mengajar harus mengikuti perkembangan zaman yaitu disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
  • Guru merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasar kebudayaan bangsa (asas trikon: kontinyu, konvergen, konsentris).

Modul 4: Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti

  • Budi pekerti merupakan hasil bersatunya gerak fikiran, perasaan dan kehendak sehingga menimbulkan suatu tenaga.
  • Budi pekerti juga merupakan perpaduan cipta, rasa, dan karsa.
  • Budi pekerti tidak dibentuk di lingkungan sekolah saja tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat.
  • Bagian-bagian budi pekerti yaitu biologis dan intelegible.
  • Mendidik harus mampu memahami kodrat murid sebagai individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati.
  • Guru harus melatih keberanian (akal), mengasah perasaan dan perilaku (rasa), memunculkan kehendak (karsa).

Modul 5: Mendidik yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan

  • Setiap murid mempunyai kodrat dan potensi yang berbeda.
  • Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan untuk murid agar kelak dan bahagia.
  • Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan dan potensi murid.
  • Pendidik memberikan daya upaya maksimal untuk mengembangkan akal budi pekerti murid.
  • Pendidik mengantarkan murid untuk mereka atas dirinya sendiri untuk kehidupan dan penghidupannya sendiri.
  • Pendidik menuntun murid sesuai zamannya dan membimbing murid memperbaiki bangsa, mengembangkan kecerdasan sosial, sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila terdiri dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.

#aksinyata #topik1 #kurikulummerdeka #kemdikbudristek #pelajarpancasila #smpn164

Sumber bacaan: Kemdikbudristek

Sumber video: YouTube @CARABELAJAR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun