“Ah enggak kok, nengok saudara di belakang Malioboro.”
“Oh, begitu rupanya.”
“Ngomong-ngomong siapa nama Adik?”
“Nama saya Sari Mas. Mas siapa Namanya?”
“Saya Jono.”
“Oh Mas Jono gitu ya manggilnya?”
“Iya boleh.”
“Dik Sari sendirian ya?”
“Iya Mas Jono.”
“Wah kalau begitu sama dong.”
Keduan insan itu pun tertawa. Tawanya renyah, lebih renyah dari kerupuk udang. Gadis itu mengedipkan matanya. Semakin tampak alisnya bak semut beriring. Dagunya bak lebah bergantung. Indah sekali. Sepanjang perjalanan keduanya asyik bertukar cerita. Malam kian larut. Udara semakin dingin. Jono kedinginan.