Mohon tunggu...
Wida Aya
Wida Aya Mohon Tunggu... Penulis - Ibu dari 3 orang anak

ingin rajin menulis

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Pulang Kampung Asyik Bersama Brimo

27 Mei 2022   16:19 Diperbarui: 27 Mei 2022   16:35 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah tidak bisa pulang kampung sama sekali tahun 2021 lalu, akhirnya saya mendapatkan kesempatan mudik tahun 2022 ini. Bukanlah hal yang mudah karena mudik kali ini seperti tahu bulat yang digoreng dadakan. Tanpa perencanaan yang matang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu ada rincian pengeluaran.

Tahun ini karena pengumuman cuti bersama sangat mendadak oleh pemerintah, belum lagi simpang siur boleh tidaknya cuti dan cuti bersama akan memotong cuti tahunan jika tidak ada perpres membuat saya juga hampir depresi. Mau pulang kampung aja kok ribet amat. Akhirnya dengan keberanian penuh saya mengajukan cuti kepada pimpinan dan alhamdulillah diterima.

Senangnya lagi kalau saya hitung ada 15 hari kalender saya di rumah. Wow mau ngapain aja ya? Eh sebelum mau ngapain aja saya sudah bingung duluan dengan tiket pesawat. Maklumlah Riau-Solo nggak bisa ditempuh dalam waktu sehari perjalanan darat, bisa-bisa cuti saya habis di jalan. Sedangkan harga tiket pesawat, sudah pasti melangit di saat-saat seperti ini.

Aplikasi Brimo paling yahud
Aplikasi Brimo paling yahud

Mau tak mau saya kalkulasi ulang. Saya cek saldo tabungan saya melalui aplikasi Brimo. sebenarnya cukup sih buat beli tiket pulang pergi, tapi setelahnya saya nggak bisa jalan-jalan dong hehehe. Akhirnya kembali berhitung, jika bulan Mei sudah terima gaji maka keuangan saya aman, saya putuskan beli tiket pulangnya bulan Mei saja.

Dan langsung cuss beli tiket di hari itu juga. Langsung saya bayar menggunakan Briva di aplikasi Brimo. Aman tuh? Alhamdulillah berkali-kali transaksi digital menggunakan Briva ini lebih aman, cepat dan mudah. Nggak cuma beli tiket sih buat belanja online juga sering kok hehe.

Perjalanan ke bandara kami lakukan setelah shalat Subuh. Takut macet dan telat karena jam 7 sudah boarding. Dan biar lebih cepat kami memutuskan menggunakan Brizzi untuk membayar parkir bandara agar proses juga lebih cepat.

Tapi masalahnya kami tidak tahu tinggal berapa itu isi Brizzi punya abang. Untung saja aplikasi Brimo selalu standby dan gawai sudah support NFC jadi bisa langsung cek saldo Brizzi nya dan alhamdulillah masih cukup buat parkir. Kalau nggak cukup kan bisa saya isi dulu hehe.

Sesampainya di bandara Yogyakarta saya dibuat takjub dengan desain bandara barunya. Mengusung konsep green building ruangan disini cukup lega dan terbuka. Desain atapnya juga memungkinkan cahaya masuk, sayangnya jadi panas kalau siang hari. Nah lokasi bandara ini ternyata cukup jauh dari rumah di kampung saya.

bandara baru YIA
bandara baru YIA

Kalau dulu cukup menempuh perjalanan satu jam, kali ini kami menempuh perjalanan hampir empat jam. Selain karena mampir dulu untuk shalat Jum'at juga karena kondisi lalu lintas yang padat. Ada lagi bocil-bocil yang mulai nggak tahan kelamaan di jalan, maklumlah bulan puasa, jadi tidak membawa banyak persediaan makanan. 

Jadilah mampir ke minimarket buat jajan. Untungnya sih zaman sekarang nggak harus bayar cash bisa gesek saja, jadi aman lah meski nggak bawa duit. Belum lagi di beberapa kesempatan dibayarin sama adik wkwkwk nambah untung deh. Yang penting anak-anak nggak rewel aja di jalan.

Rasanya terharu, bahagia, dan kangen banget sama keluarga di kampung. Kampung saya ini didominasi oleh sektor pertanian dan industri. Pertanian yang ada adalah pertanian tanaman pangan yaitu padi, sedangkan industrinya kebanyakan membuat tas dan ikat pinggang. Jadi di pinggir desa ada pemandangan alam yang cukup indah dan asri.

Kampung halamanku yang asri
Kampung halamanku yang asri

Meski di kampung, akses ke kota sama sekali tidaklah sulit. Hanya saja macetnya tidak tahan karena adanya cuti bersama Ramadan tahun ini. Makanya saya tidak memilih ke tempat yang jauh-jauh deh cukup yang dekat-dekat saja terutama buat belanja. Nggak tahu deh kalau di kampung kenapa saya suka banget belanja ya hehe, mungkin karena lebih murah harganya.

Dan pagi itu saya pun mengajak suami dan anak berbelanja. Eh ternyata bocah ikut belanja juga dan belanjaan saya jadi segunung. Bisa meledak ini belanjaan saya. Meski sebelumnya saya sudah ambil uang di ATM BRI namun uang tersebut nggak jadi saya pakai belanja, karena mikirnya pas lebaran nanti lebih butuh uang cash kan ya. Akhirnya saya tanya ke kasir apakah bisa gesek dengan kartu Debit BRI? Alhamdulillah bisa. Dan seperti biasa transaksi digital bersama BRI itu aman, mudah dan cepat.

Habis gesek ini cek di Brimo saldonya masih berapa.
Habis gesek ini cek di Brimo saldonya masih berapa.

Ada yang belum dicobain sih yaitu jajan pakai QRIS BRI. Tinggal scan kan ya langsung kebayar. Enaknya ini biasanya ada di abang-abang yang jualan pakai gerobak, jadi tetep cashless tapi tetap aman, mudah dan cepat. Semoga lain kali bisa cobain bayar pakai QRIS deh ya meski nggak di kampung

Itulah sekelumit cerita pulang kampung selama lima belas hari. Sebenarnya masih banyak cerita yang ingin disampaikan. Tapi intinya meski minim bawa uang cash tapi tetap bisa belanja sana sini. Selain lebih aman, karena uang bisa menyebarkan virus dan bakteri serta lebih mudah dicuri, juga lebih mudah anti rempong dan prosesnya cepat. Nggak perlu lagi tuh mbak kasirnya nyari recehan atau permen buat ngasih kembalian.

Kalau cerita mudik teman-teman bagaimana? Share di kolom komentar ya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun