Kalau dulu cukup menempuh perjalanan satu jam, kali ini kami menempuh perjalanan hampir empat jam. Selain karena mampir dulu untuk shalat Jum'at juga karena kondisi lalu lintas yang padat. Ada lagi bocil-bocil yang mulai nggak tahan kelamaan di jalan, maklumlah bulan puasa, jadi tidak membawa banyak persediaan makanan.Â
Jadilah mampir ke minimarket buat jajan. Untungnya sih zaman sekarang nggak harus bayar cash bisa gesek saja, jadi aman lah meski nggak bawa duit. Belum lagi di beberapa kesempatan dibayarin sama adik wkwkwk nambah untung deh. Yang penting anak-anak nggak rewel aja di jalan.
Rasanya terharu, bahagia, dan kangen banget sama keluarga di kampung. Kampung saya ini didominasi oleh sektor pertanian dan industri. Pertanian yang ada adalah pertanian tanaman pangan yaitu padi, sedangkan industrinya kebanyakan membuat tas dan ikat pinggang. Jadi di pinggir desa ada pemandangan alam yang cukup indah dan asri.
Meski di kampung, akses ke kota sama sekali tidaklah sulit. Hanya saja macetnya tidak tahan karena adanya cuti bersama Ramadan tahun ini. Makanya saya tidak memilih ke tempat yang jauh-jauh deh cukup yang dekat-dekat saja terutama buat belanja. Nggak tahu deh kalau di kampung kenapa saya suka banget belanja ya hehe, mungkin karena lebih murah harganya.
Dan pagi itu saya pun mengajak suami dan anak berbelanja. Eh ternyata bocah ikut belanja juga dan belanjaan saya jadi segunung. Bisa meledak ini belanjaan saya. Meski sebelumnya saya sudah ambil uang di ATM BRI namun uang tersebut nggak jadi saya pakai belanja, karena mikirnya pas lebaran nanti lebih butuh uang cash kan ya. Akhirnya saya tanya ke kasir apakah bisa gesek dengan kartu Debit BRI? Alhamdulillah bisa. Dan seperti biasa transaksi digital bersama BRI itu aman, mudah dan cepat.
Ada yang belum dicobain sih yaitu jajan pakai QRIS BRI. Tinggal scan kan ya langsung kebayar. Enaknya ini biasanya ada di abang-abang yang jualan pakai gerobak, jadi tetep cashless tapi tetap aman, mudah dan cepat. Semoga lain kali bisa cobain bayar pakai QRIS deh ya meski nggak di kampung
Itulah sekelumit cerita pulang kampung selama lima belas hari. Sebenarnya masih banyak cerita yang ingin disampaikan. Tapi intinya meski minim bawa uang cash tapi tetap bisa belanja sana sini. Selain lebih aman, karena uang bisa menyebarkan virus dan bakteri serta lebih mudah dicuri, juga lebih mudah anti rempong dan prosesnya cepat. Nggak perlu lagi tuh mbak kasirnya nyari recehan atau permen buat ngasih kembalian.
Kalau cerita mudik teman-teman bagaimana? Share di kolom komentar ya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H