Kompleks keraton dinamakan Siti Inggil atau Lemah Duwur (tanah yang tinggi). Kompleks ini dikelilingi dengan tembok bata dan memiliki arsitektur seperti bangunan Majapahit. Saat memasuki kompleks, para pengunjung akan disambut dengan dua gapura di sebelah utara dan sebelah selatan. Gapura sebelah utara dinamakan Gapura Adi, dan sebelah selatan Gapura Banteng.
Fasilitas Keraton Kasepuhan
Fasilitas yang ada di Keraton Kasepuhan tidak jauh berbeda dengan tempat wisata peninggalan sejarah yang lain. Tersedia toilet, toko-toko kecil yang menjual makanan, dan di depan keraton ini terdapat berbagai macam streetfood. Akan tetapi, area parkir yang disediakan sangat sempit untuk ukuran tempat wisata bersejarah yang terkenal di kalangan para wisatawan.
Tidak hanya itu, lokasi tepat di depan Keraton Kasepuhan terdapat alun-alun dan masjid yang sangat terkenal, yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang dibangun oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati pada tahun 1498. Bangunan Masjid ini berbentuk seperti bangunan Majapahit karena arsitek tersebut diambil dari Majapahit yaitu Raden Sepat.
Keraton ini memiliki tempat khusus untuk melayani tamu-tamunya, bangunan tersebut bernama lunjuk terdapat di area utama keraton Kasepuhan. Selain berfungsi untuk melayani tamu, tempat tersebut bertujuan untuk mencatat serta melaporkan kepentingan kepada Sultan. Oleh karena itu tempat ini tentu aman sekali. Di area luar keraton juga terdapat beberapa polisi yang sedang berjaga.
Harga ticket yang ditawarkan cukup beragam dan terjangkau. Jika memiliki kartu siswa atau kartu mahasiswa akan mendapatkan potongan harga. Keraton kasepuhan dibuka mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB. Saat memasuki kawasan keraton biasanya akan didampingi oleh pemandu keraton untuk menjelaskan sejarah-sejarah bangunan atau lokasi tersebut.
Hal Terlarang di Keraton Kasepuhan
Pada masa Pangeran Cakrabuana, petilasan ini digunakan untuk berundingnya petinggi atau para wali, dimana hal tersebut biasanya membicarakan strategi perang. Di dalam petilasan ini terdapat sumur kejayaan yang airnya konon mengandung banyak berkah. Alasan kaum perempuan tidak diizinkan masuk ke petilasan ini karena kaum perempuan cenderung tidak bisa menjaga mulutnya. Jika kaum perempuan tersebut nekat memasuki wilayah petilasan jelas akan menerima konsekuensinya. Pemandu keraton mengatakan kaum perempuan yang nekat akan “kuwalat” dalam arti mereka akan mendapatkan bencana, akan tetapi tidak tahu betul bencana seperti apa yang akan diterima karena pemandu tidak menjelaskan secara detail.
Selain petilasan, area yang konon dilarang dimasuki adalah “Bangsal” Keraton yaitu bangunan utama dari Keraton ini. Tempat ini hanya dapat dilihat melalui celah jendela. Bangunan ini dinamakan Bangsal Prabayaksa dan Bangsal Agung. Konon katanya tempat yang paling akhir dianggap sakral dan dilarang didekati. Ruangan ini terlihat seperti ruangan yang sunyi dalam redup. Bangsal tersebut memiliki 4 tiang utama berwarna hijau. Kursi-kursi tamu berwarna kuning keemasan dan dipadai dengan lampu-lampu yang mewah. Bangsal ini hanya dibuka setahun sekali untuk acara tertentu.