Mohon tunggu...
Naufal Wichaksana Hardiwinata
Naufal Wichaksana Hardiwinata Mohon Tunggu... Novelis - Arsitektur. Gaya Hidup. Buku. Puisi. Novel. Review. Lainnya....

Bujangan asal Medan. Bersekolah di kejuruan Desain Pemodelan Informasi Bangunan yang memiliki hobi menulis, membaca, dan berhitung. Author di Wattpad dan Storial. Media Sosial: Instagram: @san11103 WA : 085762790659 (Bila perlu)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Itu Bukan Hanya Soal Baper-baperan! Baca Puisi Ini untuk Memahami Lika-liku Cinta

18 Desember 2020   17:14 Diperbarui: 18 Desember 2020   17:31 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Oy!! Tunggu dulu, jangan terlalu terburu-buru. Kalian suka cinta-cintaan? Puisi-puisi roman? Tapi ... apa kalian tahu apa arti cinta? Yuk, aku ajak kalian mendengar wejangan tokoh terkenal mengenai kata "Cinta".

- "Cinta itu adalah bunga, kamu harus membiarkannya tumbuh" -- John Lennon.
- "Cinta tak pernah gagal panen. Karena bahagia dan sedih itulah hasil permanen." - Moammar Emka
- "Cinta itu seperti angin. Kau tak dapat melihatnya, tapi kau dapat merasakannya." - Nicholas Sparks
- "Cinta sejati itu memandang kelemahan, lalu dijadikan kelebihan untuk saling mencintai." - BJ Habibie
- "Cinta adalah ketika kebahagiaan orang lain lebih penting dari kebahagiaanmu." - H. Jackson Brown
- "Cinta tak bisa tiba-tiba ada, seperti sebuah batu. Ia harus dibuat. Layaknya sebuah roti: akan selalu dibuat ulang untuk menghasilkan yang baru." - Ursula K. Le Guin
- "Cinta itu burung yang indah, yang mengemis untuk ditangkap tapi menolak untuk dilukai." -- Khalil Gibran
- "Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong." - Tere Liye
- "Cinta tidak pernah menuntut, cinta selalu memberi. Cinta selalu menderita, tanpa pernah meratap, tanpa pernah mendendam." -- Mahatma Gandhi
- "Cinta tidak terlihat dengan mata, tetapi dengan hati." -- William Shakespeare
- "Cinta itu seperti sebuah peperangan. Mudah untuk memulainya, tetapi sangat sulit untuk menyudahinya" - H L Mencken
- "Mencintai seseorang tidak membutuhkan alasan. Jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintainya, itu bukanlah 'Cinta'" - Darrel H
- "Bentuk cinta yang paling benar adalah bagaimana kamu bersikap terhadap seseorang, bukan bagaimana perasaanmu terhadap mereka." --- Steve Hall
- "Cinta itu bukan hanya perasaan senang ketika bersamanya. Cinta juga adalah komitmen untuk tetap bersamanya, ketika perasaan senang itu hilang." - Merry Riana
- "Cinta yang besar, tanpa disertai komitmen dan kepercayaan, maka ia hanya akan menelan diri sendiri." - Tere Liye

Sekarang, maknai isi puisiku ini!

Menjejak Dunia Percintaan

Hatiku, serasa bergetar melihatnya

Melihat karismanya

Juga pesonanya

Entah mengapa, waktu itu aku salah tingkah.

Mondar-mandir di sampingnya

Melihat parasnya yang anggun

Bibirnya tampak merah merona

Tubuhnya mungil, dingin seperti embun.

Gemas rasanya...

Mata lentiknya menatapku

Bibir merahnya membentuk huruf U

Aku langsung tersipu

Ingin tahu, tapi malu.

Kumenjauh, terlalu caper

Tapi cantiknya buatku baper

Keringatku basah bercucur

Tubuhku bergetar, ingin hancur.

Gelisah, salah tingkah, oh cinta...

*Ini buat cewe-cewe cute dan kawaii yang baru kenal kasmaran ...

Cinta Pertama Wanita

Kukira... cinta hanya pada keluarga
Kukira... cinta untuk orangtua saja
Tapi, nyatanya semua itu berbeda
Cinta yang baru, yang buatku bermuara...

Pria itu... siapa dia?
Aku tak kenal, tapi aku suka
Tak tahu juga alasannya
Tapi jantungku sesak dibuatnya...

Oh cinta pertama...

Wajahnya tak tampan
Namun tubuhnya terlihat gagah
Ku tak mau bohong, dia menawan
Kuharap, hatinya tak berdarah...

Ragu, melihat wajahnya yang garang
Takut hal buruk hitam membayang
Tapi kuyakin, kau penyayang
Jiwaku terbang, ragaku terombang

Hai pria gagah...
Yang buatku terpanah...
Salah tingkah...
Dan tak mudah menyerah...

Kalau ini aku khususkan buat kalian yang udah lelah berjuang, caper, salting, eh ... ujung-ujungnya "numpang lewat" doang.

Ketika Dirinya Menjau

Untukmu yang berusaha untuknya
Yang pernah memberi hangat padanya
Kau yang gigih membela
Namun dirinya entah ke mana.

Dirinya menjauh, kemudian hirap
Adorasimu bagai perangkap
Perangkap untukmu yang telah hinggap
Kau merana, kemudian meratap.

Oh kenangan...

Mulutmu menggerutu
Hatimu rasa galau
Pikirmu ambigu
Wahai masa lalu.

Kau mulai paham prinsip hidup
Bahwa setiap cahaya akan redup
Yang mekar akan mengatup
Dan cinta, tak lebih dari pilihan hidup.

Dirinya yang memilih tanpa memilah...
Dirimu yang berjuang tak kenal lelah...
Terserah...

*Setelah ditinggal dan musim hujan, dahlah ... menguap kenangan-kenangan yang lalu.

Hujan dan Kenangan

Deru derasmu...
Kenangan sejuk itu...
Sejenak kuterpaku...
Mengingat, dan tekenang masa lalu

Aroma rerumputan menyerbak, bertebar harum...
Bias embun melukis kaca...
Terbayang secercah senyum...
Senyum itu, sebelum dirimu mulai mencoba, untuk bermain rasa...

Sekarang kita bukan sesiapa
Hanya dua insan dengan nestapa
Merana...
Merindu sesama...

Oh hujan...
Pergilah!
Jangan ingatkanku pada mantan
Darinya, yang buatku terluka, berdarah...

Ah!
Sudahlah...

Kesimpulan: 

Aku tahu, cinta itu beragam. Kebanyakkan dari cinta memang menyenangkan. Tapi kau juga harus paham, bahwa cinta sesungguhnya itu tidak lain dan tidak bukan adalah novel. Dalam novel haruslah ada konflik agar cerita lebih menyenangkan yang dibuat oleh sang author. Maka dalam hidup pastilah mempunyai cobaan. Kau tahu, siapa yang menulis skenario hidup? Ya! Dia-lah Tuhan, dalang dari semuanya.

*Kalau kalian punya kritik juga saran, bisa berkoar di kolom komentar ya! Gunakan tutur kata yang baik dalam berdiskusi. Salam insan berinsting, salam brilian!

Puisi di atas adalah salah tiga dari karya saya di aplikasi Wattpad. Klik link ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun