Kemarin Selasa saya berkesempatan untuk ke Jakarta kembali, ada tiga agenda yang saya ikuti pada hari itu. Agenda yang memiliki waktu berdekatan dan juga lokasi lumayan nyatanya memerlukan manajemen waktu yang baik. Kembali ke Jakarta berarti meski hanya sekedar berkunjung tetap saja memerlukan manajemen waktu, menentukan dari waktu berangkat, waktu singgah hingga waktu pulang. Semua itu perlu diperlukan perhitungan yang cermat, salah sedikit kita bisa telat atau bahkan semua agenda batal terlaksana.
Jika kita tinggal di daerah ambil contoh seperti saya di Bantul, untuk berkunjung ke tiga tempat dengan waktu dekat tentunya tak perlu untuk berpikir panjang - panjang. Di rumah saya tersebut masih jarang ditemui kemacetan terutama macet yang mengular seperti halnya kota - kota besar seperti Jakarta ini. Oleh karena itu manajemen waktu di Bantul lebih condong fleksibel.
Perjalanan dari Sukamakmur sengaja saya mulai lebih awal tepat pukul 09.00 WIB. Perkiraan saya akan sampai di stasiun LRT Harjamukti tepat pukul 10.00 - 10.15 WIB seperti biasa dan akan berhenti di Taman Wiladatika untuk memarkirkan kendaraan, tujuan pertama ke Sudirman saya perkirakan akan sampai sekitar pukul 12.00 WIB bertepatan dengan jam makan siang.
Sayangnya, manusia boleh berencana namun Tuhan memiliki rencana lain juga. Saat sampai di Mekarsari terjadilah kecelakaan di depan saya, dua kendaraan bermotor dikarenakan hujan dan dengan kecepatan penuh sepertinya tergelincir. Penumpang maupun pengemudi sama - sama pingsan. Jalanan yang sedang dilanda hujan lebat beserta truk - truk besar praktis membuat suasana makin macet saja.
Saya hanya bisa berkata dalam hati, beginilah nasib kabupaten yang pemimpinnya abai dengan masyarakatnya. Masyarakat berjuang sendiri dengan kendaraan pribadi untuk mencari nafkah berhadangan dengan truk - truk yang tak pernah mengenal waktu berkeliaran di jalan, pemerintahnya? Jangan ditanya, lebih sibuk untuk seremonial tanpa pernah sekalipun turun ke lapangan.
Sesampainya di Taman Wiladatika ternyata waktu terbuang cukup lumayan sekitar 40 menit. Ah seandainya pemerintah Kabupaten Bogor bisa membuat transportasi terintegrasi dari Jonggol maka waktu saya tidak akan habis karena kemacetan - kemacetan di sepanjang jalan tersebut. Saya lekas memarkirkan kendaraan dan berjalan cepat untuk segera ke stasiun karena saya sudah berjanji untuk sampai di Sudirman maksimal 12.15 WIB.
Perjalanan kali ini sungguh melelahkan, sesampai di Sudirman waktu sudah menunjukkan pukul 12.05 WIB. Saya yang hanya memiliki waktu terbatas di Sudirman lantas memilih untuk menggunakan armada taksi, menuju gedung yang dimaksud dan tak sampai beberapa menit saya bertemu dengan kawan saya yang sudah menunggu. Perbincangan sebentar dan kami berjanji akan bertemu kembali di stasiun LRT seusai jam pulang kerja nampaknya lebih masuk akal dibandingkan waktu yang terbatas ini.
Setelah menuju Sudirman, saya melanjutkan kembali menggunakan armada taksi menuju Ragunan. Imbas dari kemacetan tadi ternyata tidak menyenangkan, mood saya hari ini kurang begitu baik. Untungnya driver taksi tersebut humoris, saya sendiri bisa menyunggingkan senyum dengan humor - humor dia. Terima kasih ya pak!
Di Ragunan waktu saya cukup lama, ada mungkin 1,5 jam untuk membahas rencana proyek yang akan saya ikuti dan apa saja output - outputnya. Saya berharap bisa segera bergabung jika memungkinkan karena saya melihat ada kesamaan visi dan misi untuk proyek tersebut. Ditambah saya sendiri merasa yakin bisa melalui tahap demi tahap.
Seusai dari Ragunan saya sudah mulai merasa agak lega, saya lantas berjalan kaki untuk menuju halte Transjakarta terdekat. Perjalanan selanjutnya menuju daerah Setiabudi. Cukup dengan menggunakan Transjakarta dan berjalan kaki beberapa menit akhirnya saya bisa tiba di tempat dengan tepat waktu.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB, itu artinya saya harus segera ke stasiun LRT terdekat. Saya kontak kawan saya untuk menanyakan posisi terakhir dimana dan menyepakati untuk bertemu di mushola dekat stasiun yang dimaksud. Akhirnya begitu sampai bertepatan juga dengan waktu shalat Maghrib, saya ijin ke kawan saya untuk shalat dulu baru melanjutkan perjalanan kembali ke rumah. Kebetulan juga kami satu arah, kawan saya di Raffles Hills sedangkan saya ke Sukamakmur sehingga bisa sejenak makan malam dulu di dekat sana.
Sesampainya di Harjamukti maka berakhirlah perjalanan saya ke Jakarta hari Selasa ini. Saya dan kawan saya kembali melanjutkan obrolan diselingi membaca file - file proyek sampingan yang akan kami eksekusi nantinya. Sesekali juga kami mencari makanan di dekat sana, bahkan kawan saya sempat pergi sebentar untuk mencari kertas HVS dan alat tulis kantor lainnya. Dan akhirnya setelah semuanya selesai, kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah masing - masing.
Akhirnya sampai rumah tepat pukul 22.00 WIB, cukup lama dan meleset jauh dari perkiraan yang seharusnya sudah sampai jam 19.00 WIB. Imbas dari keterlambatan dan manajemen waktu yang meleset ternyata berdampak sangat panjang sekali. Oleh karena itulah, manajemen waktu serta alternatif sangatlah diperlukan ketika kita tinggal di Jakarta demi mengantisipasi jam - jam rawan kemacetan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H