Mohon tunggu...
Abrurizal Wicaksono
Abrurizal Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bebas

Suka olahraga lari, jalan kaki atau sepeda deket - deket aja..

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kembali ke Desa yang Ternyata Tak Menyenangkan

25 Agustus 2024   07:21 Diperbarui: 25 Agustus 2024   07:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jika Anda sering pulang ke desa, seringkali muncul pertanyaan seperti ini : kenapa banyak sekali anak muda bahkan mungkin yang sudah tua memilih untuk merantau?

Jawabannya tentu saja kembali dengan lapangan pekerjaan yang sangat susah sekali ditemukan di desa. Pentingnya peran pemerintah dalam pemerataan lapangan pekerjaan ternyata hanya sekedar teori, angka pengangguran di desa nyatanya lebih banyak sekali. Usaha pemerintah dengan balai lapangan pekerjaan juga tiada atau tidak nampak, akses untuk menuju lokasi serta jikalau diadakan secara daring pun belum tentu bisa terjangkau ke semua kalangan. Mau buat usaha juga kita harus berpikir dari modal waktu, tenaga hingga uang sementara kebutuhan jalan terus. Lantas bisa apa kita di desa jika minim sekali lapangan pekerjaan?

Saya yang baru beberapa bulan ini kembali menjadi penduduk desa full time (penuh waktu) sembari mencari pekerjaan di desa mengalami hal yang sama. Susah karena minim lapangan pekerjaan, ijazah yang tidak berguna, skill dan kemampuan tidak dibutuhkan di desa otomatis hanya menambah angka pengangguran struktural di Sukamakmur ini. Ternyata kembali ke desa belum tentu menyenangkan, justru makin runyam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun